Infopolitiknews – Kudus sedang berjibaku dengan persoalan sampah. Tidak berbeda dengan beberapa wilayah lainnya. Persolan darurat sampah di Kudus membuat Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tanjungrejo yang ditutup karena over kapasitas dan mencemari lingkungan terpaksa dibuka kembali.
TPA Tanjungrejo merupakan satu-satunya TPA di Kabupaten Kudus. Setelah melalui proses dialog yang panjang dengan warga yang sempat menyegel TPA itu, upaya penataan ulang dilakukan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dan resmi dibuka kembali pada Minggu (26/1).
Namun, pembukaan kembali TPA Tanjungrejo yang berlokasi di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus belum sepenuhnya mampu menyelesaikan persoalan darurat sampah di Kabupaten Kudus, terlebih baru-baru ini banjir tengah melanda Kota Kretek itu.
Produksi sampah yang mencapai 200 ton per hari sedangkan luasan TPA hanyalah 5,25 hektare. Timbunan sampah di lokasi TPA pun sudah mencapai 15 meter, akibatnya masih banyak sampah-sampah menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS).
“Jika menggunakan sistem controlled landfill, sampah bisa ditumpuk hingga 15 meter. Sekarang di TPA Tanjungrejo, rata-rata sudah sampai 15 meter,” ungkap Eko Warsito, Kepala UPT TPA Tanjungrejo, pada Jumat (3/1).
Sampah yang bercampur dengan air hujan di sejumlah titik banjir telah menimbulkan bau menyengat dan berpotensi mengundang penyakit bahkan mencemari air tanah.
“Resapan air tanah bisa tercemar akibat sampah. Ini harus diantisipasi dengan cara lebih peduli pada kebersihan lingkungan masing-masing,” ungkap Nuryanto, Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus, Sabtu (1/2).
Nuryanto mengimbau masyarakat untuk menjaga imunitas tubuh di tengah cuaca ekstrem terlebih pada kondisi Kudus yang masih berjuang mengatasi timbunan sampah selama musim penghujan.