Infopolitiknews – Sebagai negara penghasil sampah plastik dengan posisi peringkat tiga besar dunia membuat Indonesia perlu bersegera mengambil tindakan penanganan yang taktis dan berdampak nyata pada pemulihan lingkungan.
Terkait upaya penangggulangan persoalan sampah plastik tersebut, Indonesia mendapatkan kucuran dana sejumlah 4,5 juta dolar AS untuk mengelola sampah plastik.
Dana tersebut bersumber dari Perjanjian Pendanaan Proyek Pengelolaan Sampah antara Clean Rivers dengan Project Stop di Dubai, Uni Emirat Arab.
Perjanjian pendanaan itu sendiri merupakan tindak lanjut dari MoU penanganan kebocoran sampah plastik ke laut di Indonesia yang telah ditandatangani pada 23 April 2024.
“Kerja sama ini tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga masyarakat dan sektor swasta, yang semuanya memiliki peran penting dalam menciptakan solusi jangka panjang bagi tantangan lingkungan kita,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto pada keterangan tertulis, dikutip Jumat (14/2).
Airlangga menjelaskan, Project Stop adalah proyek yang didanai oleh United Nations Development Programme (UNDP) dan Clean Rivers. Proyek tersebut direncanakan akan dilaksanakan selama dua tahun hingga 31 Juli 2027.
“Proyek Stop adalah inisiatif yang berfokus pada pengelolaan sampah plastik dengan pendekatan berbasis pencegahan kebocoran sampah ke lingkungan khususnya ke laut,” ungkap Airlangga.
Dengan pendanaan yang ada pemerintah dapat melaksanakan komitmennya untuk mengatasi persoalan sampah plastik dan mengelolanya secara berkelanjutan sehingga kebocoran sampah plastik ke laut Indonesia dapat segera ditanggulangi.