Infopolitiknews – Pada awal 2025, tepatnya hingga 1 Februari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah mencatat kejadian bencana di seluruh Indonesia mencapai 298 kejadian.
BNPB mengungkap bahwa bencana yang tercatat itu merupakan peristiwa yang memerlukan intervensi BNPB setelah pemerintah daerah (Pemda) menetapkan status tanggap darurat. Dengan demikian masih ada bencana “kecil” yang langsung ditangani Pemda tidak tercatat di BNPB.
“Tentu saja yang dicatat oleh BNPB adalah bencana-bencana yang pemerintah daerah meminta untuk dibantu, jadi menetapkan status tanggap darurat. Nah bencana-bencana kecil yang diatasi sendiri oleh pemerintah provinsi, kabupaten, kota dan di bawahnya, ini tidak tercatat di BNPB,” jelas Suharyanto, Kepala Badan Nasional BNPB dalam rapat dengar pendapat Komisi VIII dengan BNPB, Kamis (6/2).
Ratusan bencana alam yang melanda berbagai wilayah Indonesia tersebut didominasi oleh bencana hidrometeorologi basah, yaitu banjir dan tanah longsor yang disebabkan oleh cuaca ekstrem.
“Untuk di 2025 yang menonjol adalah bencana hidrometeorologi basah, ini rata-rata dari banjir, kami mencatat ada 242 kejadian, tanah longsor ada 30 kejadian, dan cuaca ekstrem ada 22 kejadian,” kata Suharyanto.
Suharyanto mengungkap, tingginya bencana hidrometeorologi yang mendominasi menunjukkan fakta bahwa musim hujan tetap menjadi tantangan besar yang harus dihadapi Indonesia setiap tahunnya. Dengan demikian Indonesia memang sangat rentan dengan bencana.