infopolitiknews Blog Lingkungan & Sosial Inovasi Biopori Efektif Atasi Sampah Organik
Lingkungan & Sosial

Inovasi Biopori Efektif Atasi Sampah Organik

Ilustrasi lubang biopori

Infopolotiknews – Persoalan sampah tampaknya memang menjadi isu penting di semua daerah. Namun, sampah yang kita kenal sebagai limbah tidak berguna dan bau justru dapat berubah menjadi sumber manfaat di tangan yang tepat. 

Peliknya persoalan penanganan sampah juga menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik, Jawa Timur. Bahkan masyarakat di sana juga sering membuang sampah di pinggir jalan dan lahan-lahan kosong secara sembarangan.

Menyikapi persoalan tersebut, Desa Randuboto, salah satu desa di Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, telah berhasil menemukan solusi untuk mengatasi timbunan sampah yang setiap hari menumpuk di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) di desa itu. 

Desa Randuboto mengembangkan program inovatif pengelolaan sampah organik dengan metode biopori organik.

Metode biopori dapat membuat Desa Randuboto berhasil mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) secara signifikan.

Sebelum menerapkan metode biopori, sampah di TPS di Desa Randuboto sering kali membludak hingga ke tepi jalan karena mengalami overload. Peningkatan volume sampah rumah tangga menjadi salah satu penyebab utamanya.

Program biopori organik ini digagas oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Randuboto degan melibatkan seluruh masyarakat dan mengedukasi mereka untuk membuat lubang biopori di halaman rumah masing-masing. Lubang biopori tersebut diisi dengan berbagai sampah organik, seperti sisa makanan dan potongan-potongan tanaman.

“Sampah organik yang busuk kita masukkan ke lubang biopori, sedangkan sampah organik kering seperti daun-daun kering kita kumpulkan dalam tong sampah untuk diolah menjadi kompos,” ujar Andy Sulandra kepala Desa Randuboto, dikutip Sabtu (18/1).

Sebelumnya, Pemdes Randuboto telah melangsungkan sosialisasi dan peluncuran Gerakan Seribu Biopori Organik pada Minggu (08/09/2024). Kegiatan tersebut dipusatkan di Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) Desa Randuboto, dengan partisipasi aktif warga setempat.

Andy Sulandra, mengungkapkan bahwa program ‘Randuboto Seger Tur Resik’ dengan semangat seribu Biopori Organik ini bertujuan menginspirasi dan mengedukasi warga.

“Dengan adanya biopori organik di setiap rumah, tidak semua sampah rumah tangga akan masuk ke tong sampah yang kemudian dibuang ke TPS,” jelasnya. Ia menambahkan, pemilahan yang dilakukan dari hulu terhadap sampah organik dan anorganik akan mempermudah pemanfaatannya.

Andy menjelaskan, sampah anorganik memiliki nilai ekonomis, sementara sampah organik bisa diolah menjadi kompos. Proses pembuatan kompos di Desa Randuboto pun dilakukan secara sederhana tapi efektif.

Sampah organik kering yang telah dikumpulkan kemudian dicampur dengan komposer EM4 dan sekam. Usai melalui tahap pengkomposan sekitar satu bulan, sampah organik digunakan sebagai pupuk tanaman.

Program biopori organik di Desa Randuboto terbukti berhasil mengurangi volume timbulan sampah termasuk mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPS. 

Andy yakin Desa Randuboto menjadi daerah “zero wastez” karena telah berhasil mengatasi timbulan sampah dengan tata kelola yang efektif, terbukti TPS setempat tidak lagi menimbulkan masalah lingkungan. Hal ini bisa menjadi contoh penanganan sampah yang efisien untuk daerah lainnya.

“Jika ada lembaga yang melakukan penilaian terhadap pengelolaan sampah, saya yakin Desa Randuboto akan mendapatkan nilai yang sangat baik,” tutur Andy.

Exit mobile version