infopolitiknews Blog Ekonomi Perusahaan Kelas Dunia Bangkrut
Ekonomi

Perusahaan Kelas Dunia Bangkrut

(Foto: TUP (https://ir.tupperwarebrands.com)

Infopolitiknews – Tidak stabilnya kondisi makroekonomi di dunia berdampak signifikan pada menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan besar menyerah pada kebangkrutan, sedangkan yang masih bertahan melakukan PHK massal.

Dilansir dari CNN Internasional, sepanjang 2024 telah terjadi pemangkasan 14.000 pekerja oleh 19 perusahaan ternama karena kebangkrutan mereka.

Menurut perusahaan riset CoreSight, ada lebih dari 7.100 toko ditutup hingga akhir Npvember 2024. Angka tersebut merupakan peningkatan 69% dibanding periode yang sama pada 2023.

Pengajuan status bangkrut memang tidak selalu berarti sebuah bisnis benar-benar tutup dan mati. Status bangkrut sering kali adalah kecenderungan penghentian beberapa operasi unit usaha atau sektor usaha tertentu untuk mengatasi besarnya hutang akibat biaya operasional perusahaan.

Beberapa perusahaan besar yang mengalami kebangkrutan pada 2024 adalah Big Lots yang segera menutup 963 lokasi tokonya setelah upaya menjual perusahaannya kepada firma ekuitas gagal.

Selanjutnya, Bowflex yang bergerak di bidang peralatan gym; Express yang telah menutup 100 lokasi usahanya dan menjual dirinya kepada konsorsium pimpinan WHP Global.

Ada lagi Joann, pengecer kain dan kerajinan yang sahamnya dihapus dari Nasdaq dan menjadikannya sebagai perusahaan milik pribadi. Lalu LL Floring yang menutup 94 tokonya; Party City yang menutup sekitar 700 lokasi usahanya pada awal 2025.

Masih banyak lagi perusahaan kelas dunia yang mengajukan kebangkrutan, yaitu Red Lobster; Spirit Airlines; Stoli; TGI Fridays; True Value; dan tidak ketinggalan perusahaan yang bisnisnya sangat terkenal di kalangan ibu-ibu di Indonesia, yaitu Tupperware.

Tupperware sebagai perusahaan dengan merek peralatan dapur dan wadah penyimpanan plastik itu mengajukan kebangkrutannya pada September 2024 usai mengalami penurunan popularitas pada kurun waktu yang panjang dan terpaan masalah keuangan.

Agar perusahaan tetap beroperasi, pada akhir November 2024, nama dan merk Tupperware termasuk semua hak kekayaan intelektualnya dibeli sebuah firma ekuitas agar perusahaan tetap beroperasi.

Exit mobile version