Infopolitiknews – Selama ini BBM merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat sebagai pendukung mobilitas mereka. Namun, kebiasaan membeli BBM di SPBU Pertamina tidak berlaku lagi bagi warga Desa Talunombo, Kecamatan Sapuran, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Kebiasaan warga Talunombo yang tidak pergi ke SPBU itu bermula ketika mereka sudah mampu menciptakan sendiri BBM menggunakan limbah plastik.
Kepala Desa Talunombo, Badarudin menyampaikan bahwa fenomena sampah plastik yang menjadi masalah di berbagai daerah justru menjadi berkah untuk Desa Talunombo dengan inovasi pengolahan sampah plastik menjadi benda bernilai ekonomi, salah satunya BBM.
Kreativitas pengolahan sampah plastik tersebut melibatkan para pemuda yang mendapatkan dukungan dari desa. Mereka mengolah sampah plastik dengan alat yang disebut pyrolisis gen 5.
“Setiap hari kita mengambil sampah dari rumah-rumah warga, lalu kita bawa ke tempat pemrosesan sampah menjadi BBM,” kata Badarudin pada Kompas, dikutip Senin (17/2).
Pyrolisis gen 5 bekerja dengan cara mengubah sampah plastik menjadi cairan melalui proses pemanasan pada suhu yang mencapai 300 derajat Celcius.
Ide mengolah sampah plastik di Talunombo bermula dari persoalan desa yang sulit mengelola sampah, sehingga tempat pengelolaan reduce, reuse, dan recycle (TPS3R) didirikan untuk mengurai peroalan tersebut.
“Alhamdulillah berhasil menciptakan alat untuk mengubah sampah plastik, minyak goreng bekas (jelantah), dan oli bekas menjadi BBM, yang digunakan untuk alat-alat pertanian dan lainnya,” ungkap Budi Santoso, salah satu pengelola sampah.
Karena saat ini Desa Talunombo telah mengalami kekurangan sampah plastik, pihak desa membeli sampah plastik ke warga dengan nilai tukar Rp500 per kilogram.