Tarakan – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gowa, Sulawesi Selatan menerima penghargaan sebagai mitra beasiswa dari Universitas Indonesia (UI) dalam acara penghargaan program beasiswa Seperempat Abad di Auditorium Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PUSGIWA) Baru, Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Kamis (31/10/2024).
Apresiasi Pemberi Beasiswa UI 2024 diadakan sebagai bentuk penghargaan Direktorat Kemahasiswaan UI kepada pihak yang telah mendukung mahasiswa.
Penghargaan dari UI kepada Pemkab Gowa itu harusnya jadi tamparan keras bagi Calon Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Nomor Urut 2 Zainal A. Paliwang yang terbukti “salah alamat” mengirim ratusan mahasiswa Kaltara untuk belajar ke Universitas Patria Artha (UPA) di Kabupaten Gowa yang hanya memiliki akreditas C.
Calon Gubernur Kaltara Nomor Urut 1 Andi Sulaiman yang acap kali menyinggung soal Universitas Patria Arta menilai langkah yang diambil pada era kepemimpinan Zainal A. Paliwang dan Yansen Tipa Padan merupakan bentuk kegagalan pemimpin untuk mencetak Sumber Daya Manusia (SDM) dan meningkatkan pembangunan manusia yang unggul di Kaltara.
Andi Sulaiman mengapresiasi langkah cerdas Pemkab Gowa yang memberikan beasiswa bagi pelajarnya ke Universitas Indonesia (UI). Seperti diketahui UI adalah universitas terbaik di tanah air hingga saat ini.
“Saya pikir ini Pemprov Kaltara logikanya terbalik atau gimana ya. Pemkab Gowa saja mengirimkan pelajarnya untuk melanjutkan belajar ke Universitas Indonesia bukan ke UPA. Alasannya apa? Ya karena UPA akreditasinya hanya C,” ucap Andi Sulaiman yang merupakan Kepala Badan Inteligen Negara Daerah (Kabinda) Kaltara periode 2018 – 2022.
Andi Sulaiman menjelaskan, Pemkab Gowa diketahui telah menjalin mitra beasiswa dengan UI cukup lama. Bahkan Pemkab Gowa mendapatkan penghargaan dari UI terkait kemitraan beasiswa tersebut.
“Ini yang harusnya perlu kita lakukan, mengirim bibit-bibit unggul Kaltara ke Universitas terbaik di tanah air. Jika saya dan Prof Adri Patton diamanatkan untuk memimpin Kaltara maka tidak ada lagi beasiswa ke UPA melainkan ke UI, ITB, UGM atau ke universitas swasta terkemuka yang memiliki akreditasi A. Itu baru yang disebut Universitas bukan kaleng-kaleng,” gurau Andi Sulaiman yang merupakan Ketua Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KKSS).
Tidak hanya mengirim mahasiswa Kaltara ke Perguruan Tinggi yang memiliki akreditasi unggul, tetapi Andi Sulaiman – Adri Patton juga memperhatikan keberlangsungan perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Kaltara seperti Universitas Borneo Tarakan, Universitas Kaltara, STIE Bulungan, Politeknik Nunukan dan lain-lain.
Untuk diketahui, berdasarkan keterangan Pemprov Kaltara setidaknya ada 755 mahasiswa yang dikirim ke Universitas Patria Artha (UPA) selama kurun waktu 2022-2024 dengan rincian tahun 2022 sebanyak 239 mahasiswa, tahun 2023 sebanyak 253 mahasiswa dan tahun 2024 sebanyak 263 mahasiswa.
Dikutip dari website Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Universitas Patria Artha memang mendapatkan akreditasi C. Berdasarkan penjelasan BAN-PT, akreditasi C adalah predikat yang diberikan kepada perguruan tinggi yang perlu perbaikan signifikan di berbagai aspek, seperti: Kurikulum, Kualitas pengajar, Fasilitas. Akreditasi C menunjukkan bahwa perguruan tinggi tersebut masih memiliki banyak hal yang perlu diperbaiki.
Kisah Sedih Lulusan Akreditas C
Dikutip dari Mojok.co, anak muda bernama Wahyu (24) yang merupakan mahasiswa Teknik Informatika (TI) di salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang baru lulus pertengahan 2023 lalu. Meski namanya menyandang gelar S.TI alias Sarjana Teknik Informatika, ia merasa bukan anak TI secara sepenuhnya. Bagaimana tidak, delapan semester kuliah, Wahyu merasa tak diajari apapun di jurusan akreditasi C tersebut.
Sialnya lagi, saat memasuki dunia kerja, ijazahnya benar-benar tak laku. Ia sangat kesulitan buat melamar pekerjaan di bidang yang berhubungan dengan jurusannnya.
“Saingannya mungkin dari lulusan kampus-kampus top. Atau seenggaknya lebih mendingan lah daripada tempatku kuliah. Kalau mau suudzon, sih, susah cari kerja gara-gara jurusanku akreditasi C,” kata lulusan Teknik Informatika ini.
Sejak Februari 2024 lalu, lelaki asal Salatiga ini memutuskan merantau ke Jogja, membantu temannya mengembangkan bisnis clothingan karena urung mendapatkan pekerjaan sesuai dengan jurusannya saat kuliah.
Sementara itu pengamat bidang pendidikan tinggi dari Universitas Andalas, Dr Ade Djulardi mengatakan akreditasi saat ini menjadi acuan kualitas suatu kampus. Kampus dengan akreditasi tinggi bagi masyarakat tepat menjadi pilihan sedangkan yang rendah cenderung ditinggalkan. Artinya bukan tidak mungkin kampus yang berakreditasi C ke bawah akan ditinggalkan mahasiswanya dan gulung tikar.