Tarakan – Isu pemekaran atau Daerah Otonomi Baru (DOB) selalu rutin “ditawarkan” Yansen Tipa Padan di setiap Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Utara. Saat dijadikan “nomor 2” oleh Zainal Arifin Paliwang di Pilgub Kaltara 2020, bekas Bupati Malinau itu selalu lantang menjanjikan DOB untuk 5 calon kabupaten, yakni Apau Kayan, Kabudaya, Sungai Kayan, Krayan, dan Sebatik.
Nyatanya usai lima tahu menjabat dari Wakil Gubernur, janji itu tinggal janji “kosong”.
Seperti tidak takut kualat dengan janji, Yansen yang kali ini menggaet Suratno karena pertimbangan faktor etnis Jawa menjadi penentu suara di Pilgub Kaltara 2024, Yansen masih “rajin” menebar janji soal DOB.
Saat berkampanye di Sebatik kemarin (24 Oktober 2024), pria yang beristrikan Ketua DPRD Malinau, Ping Ding juga kembali menawarkan “janji surga”.
Pengamat politik dari Nusakom Pratama Institut, Fitang Budhi Adhitia menjelaskan dalam setiap kontestasi seorang kandidat yang kehabisan ide dan gagasan selalu rajin menebar janji-janji yang tidak tertunaikan tanpa malu karena yang di dalam targetnya selalu ingin menang dengan segala cara.
“Secara etika politik, reproduksi janji-janji yang tidak terlaksana di saat seorang pemimpin pernah menjabat sangat menciderai di mata calon pemilih. Pemilih pasti akan mempertimbangkan jejak rekam seorang calon yang selalu berbohong demi meraih kemenangan di kontestasi. Padahal dalam dua pelaksanaan bebat antar Paslon yang di gelar di Pilgub Kaltara 2024, ide pemekaran DOB justru dilontarkan oleh pasangan Andi Sulaiman dan Adri Patton. Sebagai penantang pasangan nomor urut 1 itu tentu tidak ada beban mengingat mereka belum menjadi gubernur dan wakil gubernur. Beda ceritanya dengan Yansen yang selama lima tahun terakhir hanya sibuk “berselisih paham” dengan Zainal Arifin Paliwang,” ujar Fitang.
Fitang menjelaskan, hal tersebut terbukti dalam debat perdana Pilgub Kaltara pada Rabu, 9 Oktober 2024 hanya pasangan Andi Sulaiman – Adri Patton yang secara gamblang memaparkan visi-misi nya untuk percepatan DOB di Kaltara.
“Prof Adri Patton punya rekam jejak dalam percepatan DOB di Kaltara. Beliau adalah ketua Tim Akademisi pemekaran Kaltara, termasuk pemekaran kota Tanjung Selor. Sehingga secara teknis hingga kajian akademisi beliau paham betul akan hal tersebut sehingga DOB tidak akan jadi omon-omon jika Andi Sulaiman-Adri Patton dipercaya memimpin Kaltara,” ucap Fitang.
Lebih jauh Fitang menambahkan, dengan adanya pemekaran DOB yang mayoritas berada di wilayah perbatasan tersebut maka masyarakat akan merasakan pemerataan pembangunan. Khususnya untuk tersedianya infrastruktur yang menunjang kegiatan perekonomian masyarakat.
“Harus kita akui kebutuhan pokok masyarakat di perbatasan masih sangat bergantung dari negara tetangga. Dengan mempermudah pelintas batas akan roda ekonomi berjalan dan tidak ada lagi kesulitan bahan pokok di perbatasan,” tegas Fitang.