30 September 2024 – 20:29
Tarakan – Kondisi ketenagakerjaan di Kalimantan Utara (Kaltara) lima tahun terakhir sedang “tidak baik-baik saja”.
Alih-alih mendatangkan investasi di Bumi Borneo, justru angka pengangguran dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di Kaltara terus meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 lalu jumlah pengangguran yang ada di Kaltara sebanyak 15.292 orang. Sementara itu berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) 2022 hingga Agustus 2024, PHK yang terjadi di Kaltara mencapai 2.285 pekerja.
Oleh karena itu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) nomor urut 1 Andi Sulaiman-Adri Patton (SULTON) menawarkan sejumlah program kerja sebagai solusi dari ketidakhadiran Pemprov Kaltara soal ketenagakerjaan.
Adapun SULTON memiliki delapan program prioritas dalam upaya memajukan Provinsi Kaltara jika dipercaya memimpin Kaltara lima tahun ke depan. Semua itu tentu diselaraskan dengan program-program pemerintah pusat. Pada kontestasi Pilgub 2024, Sulaiman-Adri Patton memilih slogan “Kaltara Bersinergi.”
Kaltara Bersinergi, menurut Sulaiman, merupakan slogan yang tepat untuk membangun Kaltara. Tidak hanya sekedar slogan, di dalamnya termuat beberapa program prioritas.
“Kami percaya bahwa kolaborasi antara masyarakat, swasta dan pemerintah adalah kunci untuk mencapai kemajuan yang berkelanjutan di Kaltara. Maka dari itu pembangunan ke depan tidak muncul hanya gubernur yang membangun, kami memimpin bupati dan wali kota membangun daerahnya. Kami akan masuk dan memperkuat di luar-luar kemampuannya. Atas nama mereka, bukan gubernur. Jadi tidak ada nama baik gubernur di atas penderitaan bupati atau wali kota, tidak ada,” kata Sulaiman yang merupakan Kepala Badan Inteligen Negara Daerah (Kabinda) Kaltara 2018 – 2022.
Dengan semangat untuk saling bersinergi ini, keduanya berupaya untuk menghadirkan pemerintahan yang transparan, adil, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat. Sulaiman menjelaskan delapan program prioritasnya untuk masyarakat Kaltara.
Pertama adalah peningkatan produktivitas tambak melalui pendidikan program pembenihan, penanganan tambak dan penanganan pasca panen. Kedua adalah peningkatan produktivitas petani rumput laut melalui pendampingan program pembenihan, penanganan rumput laut dan penanganan pasca panen.
Dari hasil belusukannya ke masyarakat, kata Sulaiman, banyak dari mereka yang mengeluh terkait anjloknya harga komoditas kelautan, tambak, dan rumput laut. Atas dasar itulah, hasil tambak dan rumput laut menjadi atensi keduanya. Terlebih, Sulaiman menilai Kaltara memiliki potensi di sektor tersebut.
“Yang paling penting adalah mengoptimalkan pasar agar harga bisa terkendali,” tuturnya.
Sementara itu program prioritas ketiga, adalah membuka lapangan kerja baru, khususnya di bidang pertanian di wilayah Kalimantan Utara daratan.
“Saya sudah berkeliling dan berbincang dengan banyak pihak, sektor ini berpeluang menciptakan banyak tenaga kerja,” ucapnya.
Keempat adalah penanganan pupuk untuk kebutuhan petani dan petambak dengan metode manajemen pengadaan dan distribusi tepat sasaran. Kelima adalah pembangunan infrastruktur untuk membuka wilayah perbatasan yang terisolasi dengan melibatkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Keenam, peningkatan SDM. Secara berjenjang, keduanya akan memaksimalkan APBD 20 persen untuk anggaran pendidikan sesuai dengan Undang-Undang secara konsisten.
Ketujuh, manajemen pemerintahan yang terbuka dan pelayanan terhadap masyarakat.
“Tujuannya memangkas birokrasi yang menyulitkan masyarakat dengan sistem transformasi digital,” ucapnya.
Keduanya ingin menempatkan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berkompeten sesuai keahliannya. Menurutnya, pelayanan publik dapat maksimal jika pejabat publik ditempatkan pada bidangnya. Dirinya juga ingin memaksimalkan sistem digitalisasi sehingga dapat melibatkan masyarakat ikut mengawasi pelayanan publik. Terakhir adalah peningkatan SDM pemenuhan layanan kesehatan.
“Peningkatan layanan kesehatan dan penyediaan tenaga kesehatan se-Kalimantan Utara,” ungkapnya.