Tarakan – Sudah jatuh tertimpa tangga. Ungkapan tersebut layak disematkan kepada para nelayan rumput laut di Kelurahan Pantai Amal, Tarakan Timur. Pasalnya, selama empat tahun terakhir mereka harus “gigit jari” karena harga rumput laut yang tidak kunjung ada kenaikan. Para nelayan mengaku “tekor” karena hasil yang didapat dengan biaya produksi sangat timpang. Akibatnya para nelayan merugi.
Salah satu tokoh muda nelayan rumput laut di Tarakan Timur, Wawan Alambara mengatakan, ada 1.000 keluarga yang hidupnya bergantung pada hasil laut termasuk rumput laut. Sementara itu, mereka harus menanggung beban tingginya ongkos untuk pergi berlayar.
“Ongkos yang kita keluarkan tidak sebanding dengan harga jual rumput laut saat ini. Minimal impas saja untuk ongkos melaut kami mencari rumput laut itu sudah sangat bersyukur kami,” tegas Wawan, Jumat, 4 Oktober 2024.
Wawan mengaku kecewa dengan janji-janji manis yang disampaikan Zainal Paliwang-Yansen TP pada kampanye Pilgub Kaltara 2019 lalu untuk mensejahterakan para nelayan di Pantai Amal, khususnya meningkatkan harga jual rumput laut di pasaran. Janji-janji kampanye Ziyap – sebutan untuk pasangan Zainal Arifin Paliwang dan Yansen Tipa Padan, tidak ada satupun yang terealisir. Janji peningkatan kesejahtareaan hanyalah omong kosong belaka.
“Kami kecewa dan inginkan perubahan! Kami berharap dengan dukungan warga Pantai Amal kepada pasangan Andi Sulaiman dan Adri Patton dapat memperbaiki harga jual rumput laut sehingga kami bisa hidup lebih layak daripada sekarang ini,” tegas Wawan.
Tak hanya itu, Wawan juga berharap kepada Cagub-Cawagub nomor urut 1 dengan jargon SULTON ini dapat membantu membuka akses jalan bagi kapal nelayan ke laut lantaran sudah tertutup sedimen pasir sehingga banyak kapal mereka yang harus mangkrak karena tidak ada akses jalan menuju ke laut.
Senada dengan Wawan, salah satu warga Pantai Amal Halimah menegaskan bahwa usaha rumput laut memang sangat menjanjikan bagi pertumbuhan ekonomi warga pesisir selain menangkap ikan. Namun, ia kecewa hingga hari ini harga rumput laut masih stagnan, sementara tidak ada subsidi bahan bakar.
“Kami sangat mengandalkan sekali dari hasil rumput laut ini untuk makan dan sekolah anak-anak. Tidak ada kepedulian sedikit pun dari pemerintah termasuk janji kampanye Zainal Paliwang dan Yansen TP yang tidak direalisasikan untuk mensejahterakan nelayan,” tandasnya.
Mendengar keluhan dan hasil belusukannya ke masyarakat, Andi Sulaiman mengatakan banyak dari mereka yang mengeluh terkait anjloknya harga komoditas kelautan, tambak, dan rumput laut. Atas dasar itulah, hasil tambak dan rumput laut masuk dalam program kerja prioritasnya. Terlebih, Sulaiman menilai Kaltara memiliki potensi di sektor tersebut.
“Yang paling penting adalah mengoptimalkan pasar agar harga bisa terkendali. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah kaltara harus pro rakyat yang memmprioritaskan pada kegiatan produktif baik di bidang perikanan laut maupun darat, rumput laut, pertanian dan pertambangan ,” ungkap Brigjen TNi (Purn) Andi Sulaiman yang juga Ketua Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KKSS) ini.