KOTABARU — Program kerja pasangan calon bupati dan wakil bupati Kotabaru Fatma Idiana dan Said Ahmad Asegaf berbasis data sehingga lebih terarah dan terukur untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat dan nemajukan Kabupaten Kotabaru.
Hal tersebut terungkap dalam debat antar paslon bupati dan wakil bupati Kotabaru yang digelar di Lapangan Indoor di Jalan Veteran, Kotabaru, Sabtu (23/11/2024).
Pasangan nomor urut 2 Fatma Idiana – Said Assegaf menjawab semua pertanyaan, baik dari panelis maupun dari paslon, disertai data-data.
“Kita harus menyelaraskan program kerja pembangunan di Kotabaru dengan rencana pembangunan jangka menengah dan panjang Kabupaten Kotabaru dengan RPJPD Provinsi dan pusat,” kata Fatma Idiana.
Debat pamungkas yang dimoderatori Varinia Pura Damayanti ini mengambil tema membangun Kabupaten Kotabaru selaras dengan pembangunan nasional dalam semangat NKRI.
Menjawab pertanyaan panelis tentang bagaimana mengurangi ketergantungan ekonomi dari sektor pertambangan dan perkebunan kelapa sawit, Fatma Idiana, cabup dari jalur perseorangan (independen) ini mengatakan salah satu visi mereka adalah memajukan pariwisata yang harus dikembangkan untuk mengangkat potensi ekonomi dari 157 pulau di wilayah Kabupaten Kotabaru.
Pernyataan tersebut kemudian ditambahkan oleh cawabup Said Ahmad yang menyebutkan visi dari sektor perikanan, kelautan, dan pertanian.
“Kabupaten Kotabaru punya garis pantai terpanjang di Kalsel, yakni mencapai 70 persen lebih dari panjang pantai di Provinsi Kalimantan Selatan. Karena itu, kita perkuat ekonomi nelayan dan petambak. Kita juga fokus kepada sektor pertanian melalui pembangunan ekonomi hijau untuk mensejahterakan petani di Kotabaru,” jelas Said.
Pilbup Kotabaru diikuti tiga pasangan kandidat.
Sementara itu, paslon nomor urut 1, Muhammad Rusli – Syairi Muhlis dan paslon nomor urut 3, Iqbal Yudiannoor – Surya Wahyudi mengatakan tidak setuju untuk memajukan Kabupaten Kotabaru.
“Kita tidak percaya audit yang dilakukan BPK. Kita harus lihat data di masyarakat,” kata cabup nomor urut 3 Iqbal Yudiannoor.
Sementara itu, dalam sesi tanya jawab antar paslon, paslon nomor urut 1 Muhammad Rusli – Syairi Muhlis tidak mampu menjawab pertanyaan yang diajukan paslon nomor urut 2, Fatma Idiana – Said Akhmad terkait dengan strategi mengatasi desa blankspot di Kotabaru.
Kendati demikian, cawabup Said Akhmad menjelaskan dari 202 desa dan kelurahan di Kotabaru, saat ini ada 38 desa atau 16 persen wilayah yang belum ada jaringan sinyal internet.
“Insyaalah jika kami dapat amanah menjadj bupati dan wakil bupati maka seluruh desa di Kabupaten Kotabaru akan diberi penguat sinyal atau starlink,” tambah cabup Fatma Idiana.
Sementara itu jawaban tidak “nyambung” disampaikan oleh paslon nomor urut 3, Iqbal Yudiannoor – Surya Wahyudi, saat ditanya terkait konflik tenurial yang terjadi di Kotabaru.
Dalam tema debat membangun Kabupaten Kotabaru selaras dengan pembangunan nasional dalam semangat NKRI itu ada beberapa subtema diantaranya mengatasi permasalahan daerah terkait blankspot dan konflik pertanahan atau agraria.
Debat pamungkas yang dihelat KPU Kabupaten Kotabaru itu dihadiri seluruh komisioner KPU dan Bawaslu serta Ketua KPU Provinsi Kalsel Andi Tenri Sompa. Debat disiarkan langsung TVRI Kalsel dan laman resmi KPU.