Semarang – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa tengah Nomor Urut 1, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi (Andika-Hendi) tampil “perkasa” dalam debat perdana Pilgub Jawa Tengah yang digelar di Marina Convention Centre (MCC) Semarang, Rabu (30/10/2024).
Dalam debat perdana yang mengambil tema “Tata Kelola Pemerintahan, Kepemimpinan dan Reformasi Birokrasi Menuju Jawa Tengah dengan Pelayanan Publik yang Transparan dan Akuntabel”, Andika Perkasa mengutarakan, punya visi misi ‘Jembatan Emas Mewujudkan Jateng Aman Sejahtera Berdikari dan Ramah Lingkungan’.
Namun Andika menyayangkan indeks pelayanan publik hingga pendidikan di Jawa Tengah yang mengalami penurunan. Awalnya, Andika sempat menyinggung perbaikan kesejahteraan masyarakat Jateng yang sudah diusahakan oleh para gubernur sebelum-sebelumnya sejak lama.
“Hari ini, kita masih punya banyak PR, hari ini indeks demokrasi Indonesia, Jawa Tengah menunjukkan tren yang memburuk selama tiga tahun terakhir, tujuh dari 10 indikator menunjukkan tren yang menurun. Begitu juga dengan indeks pelayanan publik, tiga tahun terakhir kita melihat tren yang memburuk,” kata Andika yang juga Panglima TNI periode 2021-2022.
Andika menuturkan, target pertama yang akan dilakukannya berasama Hendi adalah mengentaskan kemiskinan yang masih diangka 10,47 persen dan itu harus bisa ditekan sampai 0.
Sementara itu, Hendi menyampaikan pesan menohok kepada Cawagub Nomor Urut 2 Taj Yasin soal adaptasi pemerintah daerah dalam menyesuaikan banyaknya kementerian di Kabinet Merah-Putih.
Untuk mempercepat adaptasinya, maka Hendi bersama pasangannya, Andika Perkasa, akan menerapkan kepraktisan struktur namun tetap fungsional.
“Perubahan tidak serta merta tidak bisa dijalankan, untuk itu dalam konsep kami akan terapkan miskin struktur, kaya manfaat dan fungsi, supaya langkah-langkah (birokrasi) berjalan sesuai aturan dan Jawa Tengah lebih baik, lebih sejahtera dan semakin perkasa,” ungkap Hendi yang juga Walikota Semarang 2016-2022.
Berbeda dengan Andika-Hendi yang fokus terhadap masalah di Jateng, Cagub dan Cawagub Jateng Nomor Urut 2 Ahmad Luthfi – Taj Yasin justru kerap membawa-bawa nama Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto dalam debat perdana tersebut. Jokowi dan Prabowo nilai keduanya punya peran dalam membangun Jateng.
Dalam amatan pengajar strategi debat di berbagai kontestasi Pilkada, Ari Junaedi mengakui debat perdana pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta masih di luar ekspektasi publik. Masing-masing Paslon belum mengeluarkan segala potensinya dalam mengeksplor visi misinya dalam tataran praktis
“Andika Perkasa – Hendrar Prihadi masih berkutat pada tataran visi misi yang masih belum menukik sementara paslon M. Luthfi dan Taj Yasin juga masih “menjual” nama Jokowi sebagai cara menarik atensi publik. Harusnya setiap paslon lebih membentangkan persoalan inovasi publik yang maju di Jawa Tengah di era Ganjar Pranowo tapi diselarakan dengan visi misi masing-masing Paslon,” ungkap Ari Junaedi
Menurut pengajar program Pascasarjana di berbagai kampus tanah air termasuk di Universitas Indonesia (UI) tersebut, masing-masing Paslon memiliki keunggulan masing-masing. Jika Andika – Hendrar Prihadi lebih menonjol dari peran Hendrar yang pernah menjadi Walikota Semarang dalam mengulas masalah birokrasi maka di Paslon nomor 2 lebih pada penjelasan Luthfi yang paham persoalan di lapangan.
“Kritik saya hanya pada penampilan Taj Yasin yang terkesan tidak elegan dan terlihat text book karena menjawab selalu dengan mencontek kertas jawaban yang disediakan. Penampilan ini dinilai publik, calon tidak menguasai materi,” jelas Ari Junaedi