Infopolitiknews – Bagi beberapa orang tahun baru adalah momen untuk memulai cara hidup yang baru. Jika diakitkan dengan mulai diberlakukannya kenaikan PPN 12%, pola baru dalam mengatur keuangan dan perilaku belanja telah dilakukan oleh masyarakat guna penghematan.
“No Buy Challenge” tengah menjadi gerakan yang populer saat ini. Masyarakat ditantang untuk memiliki komitmen “tidak membeli barang tertentu pada jangka waktu tertentu.”
Bijak dalam mengatur keuangan adalah dasar dari gerakan ini, termasuk menumbuhkan kesadaran terhadap dampak negatif dari sikap “konsumsi berlebihan”, serta menanamkan kesadaran untuk tidak membeli barang yang sifatnya non-esensial.
Fenomena belanja berlebihan atau overconsumption sendiri muncul karena beberapa faktor, salah satunya adalah tren yang muncul di media sosial.
Dilansir dari Kompas.com, Cynthia Suci Lestari, Founder Komunitas Gaya Hidup Minimalis “Life with Less” mengatakan, barang yang mengikuti tren suatu saat tidak akan terpakai lagi.
“Dengan adanya social media, banyak orang yang cenderung membeli sesuatu tanpa melibatkan consciousness (kesadaran) mereka,” tutur Suci (31/12/2024).
Penyebab selanjutnya adalah cepatnya laju perubahan produksi misalnya pada gawai dan fashion.
“Dengan adanya fast production, orang-orang menjadi cepat bosan dan menormalisasi tren yang silih berganti dengan cepat,” jelas Suci.
Tantangan No Buy Challenge untuk menekan perilaku overconsumption ini dapat dimulai dengan beberapa langkah, yaitu berkomitmen untuk memakai barang yang ada. Suci menjelaskan, pemahaman terhadap esensi gerakan No Buy Challenge sangat diperlukan.
“Tren ini muncul untuk barang-barang yang sebenarnya sudah kita miliki di rumah, namun kita tetap ingin membelinya lagi, seperti baju atau produk skincare,” jelasnya.
Selain itu Suci menegaskan agar pelaku No Buy Challenge ini mampu menerapkan prinsip “Gunakan sampai habis” dan “Pakai sampai rusak”.
Intinya adalah memaksimalkan penggunaan barang-barang yang dimiliki sampai rusak atau sampai habis, serta menghindari prinsip “lembiru” atau lempar beli baru.