Lingkungan & Sosial Nasional

Peringati HSPN 2025 Hasto Wardoyo Deklarasikan Peduli Sampah Kota Yogyakarta

Infopolitiknews – Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada 2025 adalah momen untuk kembali mengingatkan seluruh elemen masyarakat Indonesia tentang pentingnya pengelolaan sampah. Terlebih saat ini Indonesia sedang menghadapi krisis pengelolaan sampah.

Menurut data pada Global Waste Management Outlook 2024, masih terdapat 38% sampah global yang tidak terkelola dengan baik, yang berkontribusi pada Triple Planetary Crisis (Perubahan Iklim, Kehilangan Keanekaragaman Hayati, dan Pencemaran).

Sedangkan di Indonesia, menurut Data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2023, capaian pengelolaan sampah nasional sebesar 39,01%. Artinya, 60,99% sampah tidak dikelola.\

Di sisi lain, dari total 306 Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) yang ada di Indonesia, 54,44% masih menerapkan sistem penimbunan terbuka (open dumping) yang dilarang oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.

Peringatan HPSN kali ini mengambil tema “Kolaborasi Untuk Indonesia Bersih” yang memiliki empat tujuan yaitu memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam melaksanakan pengelolaan sampah; memperkuat partisipasi publik dalam upaya mencapai zero emisi melalui gerakan memilah sampah; memperkuat komitmen dan peran aktif produsen dan pelaku usaha lainnya dalam implementasi bisnis hijau (green business) dengan menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi; serta membangun rantai nilai pengelolaan sampah di seluruh sektor.

Berkenaan dengan peringatan HPSN 2025 pula, Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo pimpin deklarasi peduli sampah.

Melansir dari Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo mengajak seluruh elemen masyarakat Kota Yogyakarta untuk turut peduli terhadap permasalahan sampah. Pihaknya mencanangkan gerakan pengelolaan sampah yang lebih sistematis dan berkelanjutan.

“Hari ini, kita memulai kick-off Hari Peduli Sampah di Kota Yogyakarta. Ini bukan hanya sekadar seremoni, tetapi sebuah upaya nyata untuk mengubah cara pandang dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pengelolaan sampah,” ujar Hasto di Halaman SMPN 8 Yogyakarta, pada Jumat (21/2).

Hasto Wardoyo meminta seluruh perangkat daerah melakukan refocusing atau penajaman prioritas dalam pengelolaan sampah sebagai implementasi strategi baru dalam pengelolaan sampah.

“Refocusing tidak harus uangnya, bisa juga perhatiannya. Misalnya, anggarannya sedikit, refocusingnya dari perhatian, fokus terhadap lingkungan,” tegasnya.

Menurut Hasto, Dinas Pekerjaan Umum (PU) sekarang tidak hanya fokus pada infrastruktur saja, tetapi juga bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan, termasuk membersihkan sampah dan rumput liar.

Dinas Pendidikan juga diminta Hasto untuk mengubah kebijakan yang sebelumnya mewajibkan siswa membawa pulang sampahnya.

“Sekolah harus bisa mengelola sampahnya sendiri, sehingga tidak sekadar memindahkan masalah ke rumah,” tambahnya.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo menargetkan perubahan signifikan dalam 100 hari ke depan, bukan hanya dalam aspek tata kelola sampah, tetapi juga pola pikir dan perilaku masyarakat. 

“Kita harus menghilangkan fenomena sampah menumpuk di berbagai titik. Sampah yang terlihat adalah fenotip, tetapi akar masalahnya adalah genotip atau perilaku masyarakat yang belum peduli. Merubah perilaku memang butuh waktu, tetapi dalam 100 hari ini kita bisa mulai dengan mengatasi yang kasat mata,” tegas Hasto Wardoyo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X