Jakarta – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DK Jakarta mengungkap saat ini banyak hotel yang dijual secara online. Jadi, bukan lagi memasarkan sewa kamar, tetapi hotel yang dijual pengusaha sebagai dampak krisis industri tersebut.
Krisis yang dialami industri hotel dan restoran ini disebabkan dengan menurunnya daya beli masyarakat. Ketua BPD PHRI DK Jakarta, Sutrisno Iwantono menyebut paling tinggi menjadi penyebab adalah anjloknya permintaan dari pemerintah.
“Ya gini, kalau yang menutup, yang melapor sih belum ada ya. Tetapi kalau kita lihat angka-angka di OLX atau di aplikasi lain, itu yang jualan hotel itu sudah sangat banyak sekali. Kalau hotel itu dijual kan artinya mereka kesulitan untuk mengelola. Itu bisa dicek sekitar hari ini di OLX itu berapa angkanya,” kata dia dalam konferensi pers secara virtual, Senin (26/5/2025).
Sutrisno mengungkapkan hasil survei terbaru Badan Pimpinan Daerah PHRI DK Jakarta pada April 2025 ditemukan 96,7% hotel melaporkan terjadinya penurunan tingkat hunian. Ia menyebut jika situasi tersebut tidak berangsur pulih, pelaku usaha terpaksa akan melakukan pengurangan tenaga kerja.
Hasil survei menunjukan pemutusan hubungan kerja (PHK) yang akan dilakukan pengusaha berkisar 10%-30% dari karyawan mereka.
Penurunan dari pasar pemerintah ini semakin memperburuk ketergantungan industri hotel terhadap wisatawan domestik. Hal ini terjadi karena kontribusi wisatawan mancanegara (wisman) terhadap kunjungan ke Jakarta masih tergolong sangat kecil.
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, dari tahun 2019 hingga 2023, rata-rata persentase kunjungan wisman hanya mencapai 1,98% per tahun jika dibandingkan dengan wisatawan domestik. Kondisi ini mencerminkan kurang efektifnya strategi promosi dan program pemerintah dalam mendatangkan turis mancanegara, khususnya ke Jakarta.
“Ketidakseimbangan struktur pasar menunjukkan perlunya pembenahan strategi promosi dan kebijakan pariwisata yang lebih efektif untuk menjangkau pasar internasional,” ujar Sutrisno.