SEMARANG – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 1 Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi atau Hendi kembali tampil memukau dan menguasai jalannya debat ketiga Pilgub Jateng yang digelar di Muladi Dome Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Jawa Tengah, Rabu (20/11/2024).
Dalam debat pamungkas yang mengangkat tema “Membangun Sosial Budaya, Pendidikan, Kesehatan, dan Perlindungan untuk Masyarakat yang Sejahtera dan Toleran” ini, cagub Andika Perkasa dalam paparan visi-misinya menyatakan perlunya terobosan-terobosan untuk mengatasi permasalahan pengangguran. Andika menyebut upaya tersebut untuk mengatasi bonus demografi yang menekan permasalahan ketenagakerjaan lima tahun mendatang.
“Apabila dalam lima tahun ke depan kita tidak bisa mengurangi jumlah pengangguran ini dan menjadi beban pemerintah provinsi maupun kabupaten kota,” kata Andika Perkasa yang juga Panglima TNI periode 2021-2022.
Andika mengusulkan perlunya pemberian insentif khususnya usaha yang menyerap banyak tenaga kerja. Dengan begitu menurutnya, para pelaku usaha akan punya ruang fiskal maupun anggaran agar tidak melakukan ekspansi.
“Kalau kita kurangi beban-beban mereka baik sifatnya pajak, retribusi dan kita bantu dalam hal perizinan maka kita berharap makin banyak usaha-usaha yang kemudian tumbuh sehingga menyerap tenaga kerja,” ucap Andika yang juga Kepala Staf TNI AD (Kasad) periode 2018-2021.
Insentif atau relaksasi ini, sambung Andika sangat diperlukan untuk membedakan usaha-usaha yang bisa menyerap tenaga kerja semaksimal mungkin, dan mana saja yang tidak.
“Jadi usaha yang makin banyak usaha yang hadir di Jateng justru menyerap tenaga kerja termasuk usaha mikro kecil dan menengah,” jelas Andika.
Sementara itu, cawagub Hendi menunjukkan kelas sebagai pemimpin dengan meningkatkan Upah Minimum Kota (UMK) saat menjabat sebagai Wali Kota Semarang. Hendi mengatakan pernah membuat kebijakan untuk menaikkan upah buruh hingga 50 persen.
Menurut Hendi, harus ada gotong royong untuk memajukan bangsa. Pasalnya, kini masyarakat lebih bersifat individualistis.
“Ini mencederai komitmen kita tentang makna Pancasila pada saat Bung Karno dan Bung Hatta memerdekakan Republik ini,” kata Hendi yang juga Walikota Semarang sejak 2013-2015 dan 2016-2021.
Hendi mengatakan, pihaknya sudah pernah membuat konsep bergerak bersama yang menyatukan seluruh lapisan masyarakat mulai dari pemerintah, tokoh masyarakat, pengusaha, pewarta untuk untuk bergotong royong memajukan Kota Semarang.
“Semarang pernah pertumbuhan ekonominya di atas 6 persen. Upah buruh di 2013-2014 pernah saya naikkan sampai 50 persen. Pengusahanya apakah marah? Tidak, karena kita melihat situasi ekonominya sudah baik,” ungkap Hendi.
Dengan semangat gotong royong tersebut, Hendi berkomitmen mengajak para seniman dan budayawan untuk mengadakan event-event di Jawa Tengah.
“Karena kota tanpa seni dan budaya, adalah kota kosong. Kami ingin mengisi kota-kota yang ada di Jawa Tengah menjadi kota-kota yang penuh keberadaban. Selain itu, pariwisatanya pasti akan meningkat pesat karena ada tontonan. Sehingga penonton datang dari luar pulau, daro lintas provinsi. bahkan kota di luar negeri, akhirnya ada pendapatan untuk provinsi Jawa Tengah,” pungkas Hendi.
Hendi mengatakan, hal ini yang akan dibawa Andika-Hendi untuk mengoptimalkan potensi kebudayaan di Jawa Tengah. Keduanya berkomitmen menggelorakan literasi budaya di Jateng dengan baik.
Sedangkan cagub dan cawagub Jateng nomor urut 2 Ahmad Luthfi – Taj Yasin justru tampil penuh tekanan karena merasa gagal pernah memimpin Jawa Tengah sehingga keduanya enggan bicara soal angka dan data berbagai permasalahan di Jateng.
Seperti diketahui, Taj Yasin merupakan Wagub Jateng periode lalu sehingga permasalahan di Jateng merupakan pekerjaan rumah dari kepemimpinannya terdahulu.
Pakar Komunikasi Politik yang juga Direktur Eksekutif Nusakom Pratama Institut Ari Junaedi mengatakan masing-masing pasangan calon tampil all out pada debat terakhir. Ari menilai debat pamungkas ini sangat berdampak besar terutama untuk menggaet swing voter atau pemilih yang belum menentukan pilihan.
“Paslon nomor 1 lebih menguasai persoalan, terarah dan dilengkapi data jelas. Andika-Hendi dua pasangan yang saling melengkapi dan dicintai masyarakat Jateng. Terbukti Mas Hendi dua periode menjadi Walikota Semarang,” kata Ari Junaedi yang juga pengajar komunikasi politik di program pascasarjana disejumlah pergurun tinggi termasuk Universitas Indonesia (UI).
Sementara itu, sambung Ari, paslon nomor urut 2 dinilai belum punya solusi atas masalah yang ada di Jateng. Dengan penampilan yang dominan di debat tersebut, Ari melihat peluang Andika-Hendi untuk memenangkan Pilgub Jateng semakin besar.
Ari pun berpendapat pada debat ini akan semakin menguatkan posisi keduanya.
“Debat ini semakin menguatkan elektoral pasangan Andika-Hendi. Bahkan beberpa survei belakang menyebut keduanya unggul dibanding Ahmad Luthfi-Taj Yasin. Hal tersebut salah satunya berkat penampilan memukau Andika-Hendi pada dua debat sebelumnya,” ucap Ari. n