Lingkungan & Sosial Nasional

Awas! Tata Kelola Sampah MBG Perlu Dikawal

Infopolitiknews – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) digadang-gadang akan menjadi penggerak ekonomi masyarakat, menurunkan angka stunting, dan membentuk sumber daya yang unggul menuju Indonesia Emas 2045. Namun, di sisi lain, program MBG sangat berpotensi menjadi sumber peningkatan timbulan sampah nasional, khususnya limbah sisa makanan (food-waste).

Dalam penyediaan MBG, ada 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi di 26 Provinsi, di Seluruh Indonesia. Dapur MBG itu beroperasi untuk menjangkau target Badan Gizi Nasional (BGN) yaitu memberi makan sekitar 3 juta siswa siswi sekolah, setiap hari. 

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan/PCO, Hasan Nasbi mengungkap bahwa wadah program makan bergizi gratis (MBG) didesain menggunakan stainless steel yang dianggap lebih higienis. 

“BGN berkomitmen untuk meminimalkan limbah. Bahkan, untuk mendukung keberlanjutan, nampan penyajian dirancang menggunakan bahan stainless steel yang higienis dan dapat digunakan ulang,” jelas Hasan dalam siaran pers, dikutip Senin (6/1/2024).

Namun, Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq menyatakan akan melakukan pengawasan pengelolaan sampah dari pelaksanaan program MBG yang berpotensi besar menimbulkan limbah sisa makanan.

“Besok, Selasa (7/1/25) saya akan pimpin langsung monitoring makan bergizi gratis ini di seluruh Indonesia, saya akan ambil sample-sample meskipun secara teknis kami sudah melakukan surat edaran, tetapi lebih efektif kalau kami lihat langsung,” ujar Menteri LH, di kantor Kementerian LH, Jakarta Timur, Senin (6/1/25).

Walaupun wadah yang dipakai dirancang menggunakan stainless steel, tetap saja ada sampah bungkus makanan/minuman misalnya kotak kemasan susu. Dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup menyatakan akan melakukan pengelolaan sampah secara serius.

“Jadi ini kalau bayangan kita tentu bahwa ini akan berada dalam komposisi food waste-nya yang agak relatif besar. Namun saya lihat gambarnya, ada seperti kotak susu dan sebagainya. Jadi itu juga kami tangani secara serius,” lanjut Hanif.

Makanan yang tidak habis dikonsumsi oleh siswa menjadi limbah makanan. Jika limbah makanan menumpuk di sekolah-sekolah, akan menimbulkan masalah serius seperti lingkungan yang tercemar dan berpotensi sumber penyakit..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X