Infopolitiknews – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang berpotensi bencana hidrometeorologi.
Dalam sepekan terakhir sejumlah wilayah di Indonesia telah mengalami hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem dan berdampak pada terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.
Melansir pada siaran pers di laman resmi BMKG, untuk sepekan ke depan mulai tgl 2 Februari 2025, beberapa daerah yang perlu disiagakan terhadap potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, bahkan dapat meningkat menjadi sangat lebat atau ekstrem, yaitu meliputi daerah Papua, Papua Pegunungan, Papua Selatan, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, DI.Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Jawa Barat, Jambi, Papua Barat dan Papua Barat Daya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa berdasarkan analisis terbaru BMKG per 2 Februari 2025 teridentifikasi dua bibit siklon tropis aktif yang berada di sekitar wilayah selatan Indonesia.
“Kehadiran dua bibit siklon tropis yg masih aktif dan satu bibit siklon yg telah meluruh tersebut cukup meningkatkan kondisi dinamika atmosfer pada periode puncak musim hujan saat ini. Kombinasi antara bibit siklon, fenomena La Nina lemah, Monsun Asia, Seruak Udara Dingin dari Dataran Tinggi Siberia, dan aktivitas gelombang atmosfer, serta Madden Julian Oscillation (MJO) akan meningkatkan risiko cuaca ekstrem di banyak wilayah Indonesia,” ujar Dwikorita Karnawati.
BMKG mengimbau masyarakat mematuhi peringatan dini terkait cuaca ekstrem, terutama bagi nelayan dan operator transportasi laut yang berisiko terdampak gelombang tinggi.
Selain itu masyarakat yang tinggal di area rawan longsor diminta untuk selalu waspada, juga berbagai aktivitas di area berlereng curam agar dihindari.
Selain itu, Dwikorita mengimbau pemerintah daerah untuk memantau kondisi drainase secara berkala demi memastikan sistem saluran air berfungsi optimal untuk mengurangi risiko genangan dan banjir.