Nasional

Cerita Pilu Kepala SPPG di Riau Ditelepon Kepala Sekolah yang Butuh MBG: Banyak yang Tak Sarapan

Salah satu sekolah menerima MBG setelah launching dapur baru di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (13/10/2025).(KOMPAS.COM/Dok. SPPG Tenayan Raya.)

Salah satu dapur program Makanan Bergizi Gratis (MBG) resmi dibuka di Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, Riau, Senin (13/10/2025).

Salah satu program unggulan Presiden Prabowo Subianto itu dibutuhkan anak-anak sekolah untuk pemenuhan gizi.

Seperti yang diceritakan Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Tenayan Raya, Dermawansyah.

Sepekan yang lalu, pria yang akrab disapa Mawan ini ditelepon oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 173 Pekanbaru.

“Kepala sekolah menelepon saya, dia bilang di sekolahnya belum dapat MBG. Sekolahnya ada di Kecamatan Tenayan Raya,” ujar Mawan saat diwawancarai Kompas.com di Pekanbaru, Senin.

Diceritakan Mawan, kepala sekolah tersebut meminta agar anak-anak muridnya mendapat bantuan MBG.

Sebab, banyak anak murid yang sangat membutuhkan MBG tersebut, terutama anak-anak yang orangtuanya pekerja buruh pencetak batu bata.

“Saya terenyuh mendengar cerita kepala sekolah itu. Keesokan harinya saya datang ke sekolah menemui kepala sekolah. Jadi, kepala sekolah bilang di sini banyak membutuhkan MBG,” tuturnya.

“Banyak yang tidak sarapan pergi sekolah. Orangtua mereka kerja buat batu bata. Saya sangat sedih mendengarnya, sampai mau menangis,” ungkap Mawan dengan mata berkaca-kaca.

Setelah mendengar cerita pilu itu, Mawan langsung meneken kerja sama untuk mendistribusikan MBG ke SDN 173.

Namun, kata Mawan, pendistribusian MBG ke sekolah ini dilakukan secara bertahap.

Hari pertama launching dapur baru ini, sebanyak 968 porsi MBG didistribusikan ke tiga sekolah.

“Nah, untuk SDN 173 itu, nanti pekan ketiga mulai kami distribusikan setelah launching dapur ini,” sebut Mawan.

Dapur MBG Tenayan Raya bermitra dengan salah satu yayasan. Target pendistribusian adalah 3.000 penerima manfaat.

Selain untuk anak sekolah TK hingga SMA, kata Mawan, juga ada untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, yang disebut 3 B.

Diawasi Ketat, Disambut Antusias

Menu MBG yang dihidangkan untuk anak sekolah hari ini, kata Mawan, ada nasi dengan lauk ayam bumbu, tempe orak-arik campur kacang panjang, sayur buncis dan wortel, serta buah anggur.

Proses pengelolaan MBG diawasi dengan ketat, mulai dari pembelian bahan dasar, pengolahan, memasak sampai menyalurkan ke sekolah-sekolah.

Selain itu, ahli gizi juga mengecek kadar protein, karbohidrat, dan kalorinya.

“Di dapur MBG ada 50 pekerja, termasuk saya. Pekerja dapur itu disebut relawan. Diawasi dengan ketat. Bahkan, saya sampai sekarang belum ada tidur untuk launching dapur baru ini,” kata Mawan.

Pekerja yang mengolah bahan makanan, ungkap Mawan, harus mengganti pakaian dengan pakaian yang disiapkan, pakai masker, sarung tangan, dan penutup kepala.

Proses pengelolaan makanan dimulai jam 3 dini hari.

Paginya diantar tim ke sekolah-sekolah menggunakan mobil Grandmax.

“Jadi, makanan yang siap dimasak itu tidak langsung dimasukkan ke dalam ompreng. Di diinginkan dulu dan dicek suhunya,” imbuh Mawan.

Mawan ikut langsung mengantarkan MBG ke sekolah-sekolah.

Sampai di sekolah, disambut antusias oleh anak-anak. “Pas antar makanan, anak-anak langsung berlari melihat makanan yang dibawa. Antusias mereka menyambut kami datang. Terus, dibagikan ke anak-anak melalui wali kelas,” sebut Mawan.

**Dilansir dari regional.kompas.com dengan judul yang sama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X