Nasional

Gawat ! Indonesia Peringkat 1 Dunia Pengguna Gagdget

Chandra Dewi, Pemerhati Anak dari Nusakom Pratama Institut (Dok.Ist)

Surabaya, Infopolitiknews – Tidak disangka, durasi penggunaan gawai oleh sebagian besar masyarakat Indonesia telah membuat negara ini meduduki peringkat teratas penggunaan Hp terlama di dunia.

Menurut data State of Mobile 2024, rata-rata lama waktu penggunaan perangkat mobile (Hp dan tablet) warga Indonesia pada 2023 adalah 6,05 jam per hari. Ini menobatkan Indonesia sebagai satu-satunya negara yang durasi pemakaian Hp-nya melebihi 6 jam per hari.

Bila dibandingkan dengan data tahun  sebelumnya, rata-rata lama penggunaan HP per hari menunjukkan peningkatan. Pada 2020 berada pada kisaran angka 5.63 jam per hari; 2021 adalah selama 5,99 jam per hari; dan pada 2022 menjadi 6,14 jam per hari.

Menurut kategori usia, data Puslitbang Aptika IKP Kominfo 2022, menunjukkan penggunaan smartphone paling banyak adalah pada rentang 20-29 tahun (75,95%); 30-49 tahun berkisar 68,34%; dan pada rentang usia 50-79 tahun adalah 50,79%.

Sedangkan menurut data BPS 2022, prevalensi pengguna gadget pada anak usia dini adalah sebesar 33,44%, dengan rincian 25,5% pengguna adalah anak usia 0-4 tahun; 52,76% anak usia 5-6 tahun. 

Dan menurut survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI, 2020) lebih dari 71,3% anak usia sekolah telah memiliki gadget, serta memainkannya dalam durasi waktu yang lama.

Candu gadget tidak hanya menyerang orang dewasa tapi juga anak-anak. Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada proses tumbuh kembang anak-anak. 

Dalam rangka memperingati Hari Ibu, Smartfren Community Surabaya menyelenggarakan talkshow parenting bertema detoks gawai, bertajuk “Detoks Asik pada Anak” pada Jumat (27/12/24) di Keputran Panjunan, Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya.

Talkshow parenting tersebut menggandeng Chandra Dewi, Peneliti dan Pemerhati Anak dari Nusakom Pratama Institut Jakarta sebagai narasumber. 

“Inti dari detoks gadget pada anak-anak adalah tentang bagaimana kita sebagai orang tua mampu melakukan pembatasan dan pengawasan terhadap penggunaan gawai serta akses internet. Dan hal ini merupakan upaya berkelanjutan yang butuh komitmen dari orang tua. Bukan sulapan sekali jadi,” tutur Dewi.

Dewi yang juga merupakan praktisi hipnoparenting itu menambahkan, langkah pendisiplinan memang membutuhkan ketegasan dari orang tua dalam menerapkan aturan dan memberikan teladan.

“Aturan pembatasan screen time sudah ada ketentuannya. Namun untuk penerapannya butuh pendekatan khusus termasuk dalam mengambil langkah pendisiplinan. Ini lebih ke teknis, ya, karena beda usia, beda karakter, beda bahasa cinta, beda pula penangananya,” tegasnya.

Leader Smartfren Community Kota Surabaya, Hamida Soetadji memberikan keterangan bahwa pelaksanaan talkshow ini sengaja bersifat jemput bola dan langsung menyasar wilayah perkampungan warga karena lebih tepat sasaran.

“Masalah kecanduan gadget ini dialami oleh emak-emak semua kalangan. Selain karena mereka bersedia dan bersemangat untuk belajar, mereka ini juga membutuhkan edukasi. Kita lihat mereka sangat interaktif. Kita juga mendengar mereka merasa berterima kasih bisa leluasa menyampaikan persoalan yang ada di ruang domestik mereka dan mendapatkan solusi,” ujar Hamidah.

Di sisi lain, Agus salim, Kepala Rukun Warga 3 Keputran Panjunan menyampaikan tema talkshow detoks gawai ini sangat bagus karena menjawab problematika yang dialami semua orang tua.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X