Infopolitiknews – Visi Indonesia bebas sampah 2025 tampaknya menjadi hal yang mustahil untuk dicapai tanpa adanya kerja sama semua pihak.
Tidak hanya melibatkan sektor swasta untuk meringankan beban anggaran pemerintah dalam pengelolaan dan pengadaan teknologi, sarana dan prasarana, serta infrastrukturnya.
Perlu menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran kolektif masyarakat untuk peduli dan terlibat dalam penanganan persoalan sampah di Indonesia.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) mengingatkan bahwa pemilahan sampah harus menjadi bagian dari kesadaran kolektif masyarakat untuk menyelesaikan isu sampah di Tanah Air, yang kini tengah didorong pelaksanaannya oleh pemerintah.
“Pilah sampah ini harus menjadi kesadaran kolektif seluruh orang Indonesia,” ujar Direktur Pengelolaan Sampah KLH Novrizal Tahar di Jakarta, dilansir Antara, Rabu (8/1).
Sebagai salah satu Gerakan Gaya Hidup Sadar Sampah, pemilahan sampah tengah digencarkan oleh KLH/Badan Pengendalian Lingkungan (BPLH), bersama empat poin pengelolaan sampah yang lain.
Gerakan ini dimulai dengan menerbitkan Surat Edaran Nomor 02 Tahun 2024 tentang Gerakan Gaya Hidup Sadar Sampah, yang ditujukan kepada kementerian/lembaga serta kepala daerah untuk membangun kesadaran di masyarakat.
Dalam surat edaran tersebut KLH mengimbau kampanye dan sosialisasi secara masif oleh pemerintah daerah baik secara formal lewat pendidikan maupun informal.
Tidak hanya pemilahan, KLH juga mendorong pemerintah daerah setempat untuk mengedukasi masyarakat mengurangi timbulan sampah dengan tidak menggunakan kemasan sekali pakai, berbelanja produk curah atau isi ulang degan membawa wadah sendiri, menghabiskan sisa makanan mencegah sampah organik, serta melakukan kegiatan pengkomposan.
“Kalau lima hal ini menjadi gaya hidup orang Indonesia, gaya hidup sadar sampah, 90 persen urusan sampah bisa kita selesaikan pada diri kita sendiri, pada rumah kita sendiri,” ungkap Novrizal.
Rendanya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap isu sampah memang menjadi problem tersendiri.
Terkait hal itu, Goodstats melakukan survei bertajuk Survei Perilaku Pengelolaan Sampah Masyarakat Indonesia di 2024 ini terhadap 1.000 responden dengan profil tersegmentasi yang tersebar di seluruh Indonesia, menggunakan metodologi online.
Berdasarkan survei tersebut sebanyak 48,9% responden mengaku selalu membuang sampah di tempatnya dalam kondisi apapun.
Selanjutnya, 42,9% responden menyatakan tidak selalu membuang sampah pada tempatnya, tergantung kondisi.
Sebanyak 1,2% responden bahkan tidak pernah membuang sampah di tempatnya. Hal ini menunjukkan tantangan signifikan dalam menanamkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebiasaan membuang sampah pada tempatnya.
Alasan utama kebiasaan membuang sampah sembarangan adalah minimnya fasilitas tempat sampah.
“Di beberapa lokasi memang kadang sulit menemukan tempat sampah. Alhasil, banyak yang masih buang sampahnya sembarang. Selain itu, banyak juga yang malas buat mencari tempat sampah,” ungkap Managing Editor GoodStats, Iip M. Aditya, Kamis (21/11/2024).
Terkait pengelolaan sampah di Indonesia, Sebanyak 31,4% responden mengaku selalu memilah sampah saat membuangnya untuk mempermudah proses pengelolaan sampah dan agar bisa didaur ulang, meski masih ada 20,5% yang menyatakan tidak pernah memilahnya.
“Mayoritas responden tidak memilah sampah karena terlalu repot, tidak ada waktu, dan juga kurang paham caranya,” ungkap Iip.
Lalu sebanyak 37% responden tercatat membuang sampah tanpa dipilah dahulu, sedangkan 25% membuangnya setelah dipilah. Adapun 11% responden menimbun sampahnya, 6,7% memilih untuk membakar sampah, dan 5,2% dikelola secara mandiri, seperti dibuat kompos atau daur ulang.
Berdasarkan survei tersebut, Iip menegaskan mayoritas responden tidak memilah sampah karena terlalu repot, tidak ada waktu, juga kurang paham caranya.