Infopolitiknews – Musibah bencana alam yang melanda Indonesia , dan intaian cuaca ekstrem yang berpotensi bencana hidrometeorologi selama libur Nataru 2024/2025 menjadi momok menakutkan bagi warga. Hal itu berimbas pada lesunya bisnis pariwisata.
Kunjungan wisatawan ke pantai selatan Cianjur misalnya, telah menurun signifikan sebagai dampak bencana tanah longsor. Dodo, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Apra, Kecamatan Sindangbrang, Cianjur, mengatakan dibandingkan Nataru tahun lalu, kunjungan wisatawan turun hingga 80% di momen Nataru kali ini.
“Bencana sebelumnya kan menyebabkan akses jalan terdampak, ada yang jalan patah dan tertutup longsor. Sehingga wisatawan takut untuk datang ke wisatawan pantai selatan,” tutur Dodo.
Dodo berharap perbaikan akses jalan dan penanganan terhadap tebing yang rawan longsor bisa segera dilakukan.
Tidak hanya di Cianjur, jumlah kunjungan wisatawan ke objek wisata Pemkab Banyumas juga menurun tajam.
Kepala Bidang Pariwisata, Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Wardoyo, mengatakan hingga 31 Desember 2024, jumlah kunjungan ke objek wisata milik Pemkab Banyumas tercatat hanya 56.022 orang, jauh dibandingkan 137.817 orang pada periode yang sama tahun sebelumnya.
“Data kunjungan wisatawan pada Nataru 2024/2025 belum lengkap karena liburan masih berlangsung hingga 2 Januari. Namun, jika dibandingkan dengan Nataru 2023/2024, terjadi penurunan drastis, terutama di objek wisata milik Pemkab Banyumas,” ujar Wardoyo, dilansir Antara, Kamis (2/1/2025).
Di Lembang, angka kunjungan wisata Nataru 2024/2025 berkurang 30% dibanding Nataru 2023/2024. Kepala Bidang Pariwisata pada Disparbud KBB David Oot mengkonfirmasi selain faktor ekonomi, faktor cuaca juga mempengaruhi turunnya jumlah wisatawan, dikutip Jumat, (3/1/2025).
Peringatan tentang megathrust juga menjadi kewaspadaan bagi masyarakat untuk mengunjungi wisata di Pandeglang.
Ketua Komunitas Peduli Pariwisata Carita (KPPC), Supriadi Franky, mengungkapkan, kunjungan wisatawan ke Pantai Carita pada perayaan tahun baru 2025 jauh dari harapan.
“Tahun baru kali ini bisa dibilang paling buruk. Okupansi hotel, restoran, dan objek wisata turun drastis, hanya mencapai 30 sampai 40 persen saja,” ungkap Supriadi, Rabu (1/1/2025).
Tidak ketinggalan di Trenggalek, jumlah kunjungan berbagai destinasi wisata mengalami penurunan drastis.
“Total kunjungan wisatawan selama libur Nataru mencapai 75.376 orang, turun jauh dibandingkan tahun lalu (2023) yang mencatatkan 150.957 pengunjung,” kata Kabid Pemasaran Pariwisata Disparbud Trenggalek, Bambang Supriyadi, Jumat (3/1/2025).
Terkait kondisi alam Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau agar masyarakat terus mengikuti perkembangan informasi cuaca di lama resmi BMKG di https://web-meteo.bmkg.go.id/id/