Infopolitiknews – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dalam pelaksanaannya masih menemui berbagai kendala tengah menjadi polemik di berbagai kalangan para ahli.
Kali ini Direktur Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Kemendiktisaintek) Fauzan Adziman menyampaikan bahwa dalam implementasinya, MBG masih menggunakan produk impor.
“Sekarang kami berdiskusi bagaimana riset dan pengembangan bisa membantu program MBG. Karena banyak produk-produk yang dipakai di MBG menggunakan produk impor,” kata Fauzan kepada wartawan, di kantornya, Selasa (11/2).
Guna mendukung MBG, Fauzan menyampaikan perlunya industrialisasi desa. Dalam hal ini Kemendiktiristek telah melakukan koordinasi dengan Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) dan tim MBG.
“Jadi di industrialisasi desa ini, sebenarnya di program MBG ini membutuhkan untuk (alat) penyimpanan dan pengolahan makanan. Ini juga sangat penting karena biasanya alat-alat ini disuplai dari luar negeri,” ungkap Fauzan.
Selain itu Fauzan menyebutkan perlunya membuat program pengembangan teknologi pangan baik di tingkat perguruan tinggi maupun perguruan vokasi.
“Jadi supaya bisa dikembangkan kerjasama PT, PT Vokasi dengan UMKM. Jadi UMKM kita tingkatkan nilai tambahnya supaya bisa hasilkan alat yg standarnya dibutuhkan,” tambah Fauzan.
Pelaksanaan industrialisasi desa diprediksi dapat mengembangkan kemandirian RI dari barang-barang impor dan merealisasikan penguatan ekonomi lokal.