Nasional

Kok Bisa! Rawit Merah Rp25.000 di Probolinggo

Infopolitiknews – Harga cabai rawit merah pada sejumlah pasar tradisional di berbagai daerah tampaknya semakin membuat gerah masyarakat dan petani. Kadang naik tajam, kadang turun drastis. Cuaca ekstrem yang menghasilkan hujan lebat hingga awal 2025 mengakibatkan langkanya cabai di sejumlah pasar. Tentunya kelangkaan itu menyebabkan naiknya harga cabai, tapi di daerah yang tidak terganggu cuaca, harga cabai masih terjangkau.

Di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto, beberapa pedagang ada yang menjual cabai rawit merah di harga Rp80.000, tapi di beberapa lapak lainnya ada yang Rp110.000, bahkan tembus Rp120.000,- pada Jumat (10/1).

“Dalam seminggu ini harga cabai rawit merah naik turunnya tajam. Beberapa hari lalu sempat 120 ribu. Hari ini 103 ribu per kilonya, tapi kalau beli ½ kg ya 53 ribu. Ada sih yang jual 80 ribu, tapi punya saya  ini yang bagus,” ucap salah satu pedagang di lapak Pasar Tanjung Anyar, Mojokerto, Jumat (10/1).

Di Bandung, Semarang, Sumenep, Tasikmalaya, dan beberapa daerah lainnya harga cabai terpantau naik. Tapi di Bangka Belitung, harga cabai rawit merah justru berada di Rp66.690 per kilogram.

Harga cabai yang melonjak karena turunnya jumlah ketersediaan cabai di pasaran ini dibenarkan oleh Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo.

Tunov juga mengungkap bahwa turunnya produktivitas cabai itu dikarenakan gagal panen akibat hujan.

“Kalau di wilayah Jawa Tengah itu bisa sampai 70 persen, kegagalan karena hujan. (Selain itu) produktivitas turun karena rontok bunga (akibat) hujan dan angin,” kata Tunov saat rapat koordinasi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) cabai oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) bersama kalangan petani cabai dan pemangku kepentingan di Jakarta pada Kamis (9/1/2025).

Sedangkan harga yang naik turun, Tunov menambahkan, pasokan cabai di tiap daerah tentu dipengaruhi oleh transisi sentra panen cabai. Ketika panen di Jawa Timur selesai, maka pasokan cabai akan mengandalkan masa panen yang beralih ke Jawa Tengah dan Jawa Barat.

“Misalnya kami di Jawa Tengah, hujan dari pagi, hari ini tidak ada yang panen. Untuk besok, di Jakarta, stok pasti akan kosong di pasar. Makanya ini yang menyebabkan fluktuasi tinggi. Kalau besok cuacanya mendukung, petani akan serempak panen, maka harga akan terkoreksi lumayan tajam,” kata Tunov.

Merujuk Panel Harga di Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok di Jawa Timur (SISKAPERBAPO), Jumat (10/1/2025), pukul 19.00 WIB, tampak harga cabai yang bervariasi di setiap daerah, yaitu pada rentang Rp25.000,- hingga Rp.110.000,-

Menurut data SISKAPERBAPO, dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, harga cabai rawit merah tertinggi Rp110.000,- di Pasar Sidomoro, Kabupaten Gresik; dan Pasar Sleko, Kabupaten Madiun. Sedangkan harga cabai rawit merah termurah Rp25.000,- di Pasar Dringu, Kabupaten Probolinggo. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X