Infopolitiknews – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto untuk diterapkan secara nasional pada Januari 2025 disambut baik oleh kalangan masyarakat karena dianggap mampu memenuhi kebutuhan asupan pangan kepada pelajar yang membutuhkan.
Namun di Bandung dan sekitarnya, program serupa MBG sudah berjalan sejak setahun sebelumnya dan menyasar para mahasiswa dan pengemudi ojek online (ojol).
Masih segar dalam ingatan, peristiwa meninggalnya pengemudi ojek online (ojol) bernama Darwin Mangudut Simanjuntak (49) pada Agustus 2024 silam viral di media sosial. Pengemudi ojol tersebut meninggal karena lapar.
Program serupa MBG tersebut bernama Mari Makan, dan dikoordinir oleh Rumah Amal Salman ITB untuk memberikan asupan makanan bergizi kepada mahasiswa dan pekerja lepas yang berkecenderungan mengalami ketidakamanan pangan.
Merujuk pada penelitian Universitas Gadjah Mada (UGM), sekitar 30% mahasiswa mengalami ketidakamanan pangan.
Sedangkan terkait pekerja lepas, rilis International Labour Organization (ILO) menyebutkan 20% pekerja lepas beresiko kekurangan asupan makanan yang berdampak pada produktivitas kerja.
Pelaksanaan program Mari Makan itu merangkul UMKM di sekitar kampus ITB, sedangkan dalam pembagiannya, penerima manfaat akan mendapatkan voucher berupa QR yang bisa ditukar di rumah makan mitra program.
“Eskalasi program ini lebih mudah karena tidak terbatas pada perangkat fisik. Pemantauan efektivitas program juga jauh lebih efisien, baik dari sisi penyedia layanan maupun mitra,” ungkap Romi Hardiansyah, amil Rumah Amal Salman ITB, dikutip Senin (27/1).