Infopolitiknews – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Surabaya yang baru dimulai oleh Pemkot Surabaya pada Senin (13/1) mendapatkan sorotan dari Komunitas Nol Sampah terkait dengan pengelolaan limbah MBG.
Total jumlah sekolah negeri dan swasta di Surabaya mencapai 3.352 sekolah, sedangkan program MBG yang dilaksanakan baru menyasar lima sekolah saja dengan jumlah siswa penerima lebih dari 3.300 orang.
Koordinator Komunitas Nol Sampah Surabaya, Hermawan Some, mengatakan pengelolaan sampah MBG akan membebani Surabaya.
“Sampah ini akan menjadi beban kota,” ujar Hermawan di Surabaya, Selasa (14/1/2024).
Hermawan Some mengusulkan adanya kerjasama antara Pemkot Surabaya dengan masyarakat untuk mengelola limbah MBG dengan metode magot.
“Sekarang bagaimana dapur bisa kerja sama dengan DLH dan kampung, karena Surabaya juga punya 12 TPS 3R dan 28 rumah kompos yang bisa dimanfaatkan,” ucap Hermawan.
Selain itu, Komunitas Nol Sampah mengimbau sekolah-sekolah di Surabaya menghindari penumpukan sampah.
“Kami mengajak untuk bikin program makan dihabiskan. Jadi didorong untuk habis karena kalau jadi sampah akan jadi gas metan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan Program Makan Habis ini diawali dengan pengamatan terhadap sampah yang dihasilkan siswa di SMP 13 Surabaya kemarin.
“Dari di SMP 13 kami timbang berapa sampah yang dihasilkan tadi, itungan kami satu anak 25-40 gram, ada yang habis ada yang sisa. 10 kotak ada yang kami timbang. Satu anak membuang 25-40 gram sampah berarti kalau ada 925 anak berarti ada 30-40 kilogram sampah. Nanti perlu dicek,” kata Hermawan, Selasa (14/1).
Berkenaan dengan wadah MBG, Hermawan mengusulkan agar setiap siswa bisa diminta untuk membawa kotak makan dari rumah agar sisa makanan bisa dibawa pulang.
Pengelolaan limbah MBG terutama food waste dapat menjadi persoalan serius tanpa penanganan yang tepat. Dan jika semua sampah dibebankan ke TPA tanpa adanya pengelolaan maka TPA akan lebih cepat mengalami overload.
“Jangan sampai semua sampah dibuang ke TPA karena kita punya potensi magot, rumah kompos, dan masih banyak lagi,” pungkas Hermawan.