Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cinere memastikan bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) bukan hanya fokus menyediakan makanan sehat untuk anak-anak sekolah, tetapi juga menanamkan nilai disiplin, tanggung jawab, dan kemandirian sejak dini.
Kepala SPPG Cinere, Afif Maulana Rivai, menjelaskan bahwa setiap siswa peserta program tidak hanya menerima makanan bergizi, tetapi juga dilatih untuk bertanggung jawab terhadap makanan dan perlengkapannya sendiri.
“Setelah makan, saya mewajibkan siswa untuk menghabiskan makanannya. Makanya kita memberikan mereka keleluasaan untuk request menu, tapi mereka harus habiskan,” kata Afif di Cinere, Depok, Senin (6/10/2025).
“Mereka juga tanggung jawab dengan ompreng atau food tray-nya masing-masing,” lanjut Afif.
Ia menuturkan, SPPG Cinere juga menyiapkan sistem tertib pengumpulan wadah makanan di sekolah.
Hal ini bertujuan untuk melatih kemandirian siswa.
“Mereka nanti berbaris satu-satu menaruh ompreng ke boks yang sudah disiapkan,” ungkapnya.
“Jadi mereka tidak membebani guru lagi untuk mengumpulkan ompreng. Ini bagian dari pendidikan karakter, tanggung jawab, dan disiplin sejak dini,” lanjutnya.
Selain menerapkan kedisiplinan, SPPG Cinere juga melibatkan siswa dalam menentukan menu favorit mereka.
“Saat hari pertama program berjalan, kami bersama tim dan ahli gizi datang ke sekolah, menanyakan langsung ke pihak sekolah dan menyebarkan kuesioner lewat Google Form. Kami ingin tahu makanan apa yang mereka sukai,” kata Afif.
Dari hasil survei itu, sebagian besar siswa menginginkan susu segar sebagai bagian dari menu harian.
“Waktu itu hasilnya susu disukai hampir 80 persen responden. Akhirnya kami rapat dan berkomitmen untuk memberikan susu setiap hari. Tapi kami pastikan susu yang diberikan itu fresh milk, tanpa rasa dan tanpa kadar gula tinggi,” jelasnya.
Kepala Sekolah SMPN 13 Depok, Farida Nurbaiti, menyebut bahwa program MBG membawa manfaat lebih dari sekadar pemberian makanan bergizi.
“MBG ini bukan sekadar makan gratis. Tapi juga membentuk karakter hebat buat anak-anak bagaimana mereka mengantri, bergotong royong, dan belajar tertib,” ujarnya.
Menurut Farida, setiap kegiatan MBG di sekolah, anak-anak selalu melakukannya secara tertib, serta penuh nilai edukatif.
“Di setiap kelas ada penanggung jawab MBG. Mereka makan bersama diawali doa, lalu mengembalikan wadahnya dengan tertib,” ujarnya. “Jadi MBG ini tidak menyusahkan, justru membangun karakter positif sambil memastikan anak-anak kita terpenuhi gizinya,” tegas Farida.
*Dikutip dari Kompas.com dengan judul yang sama.

