Nasional

Tak Sekadar Penuhi Gizi Siswa, Program MBG Juga Hidupkan UMKM Purworejo

Guru di SDN Sendangsari, Kecamatan Bener, Purworejo, membagikan ompreng berisi menu makan siang gratis kepada siswa. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai membuat anak-anak lebih bersemangat belajar sekaligus memastikan asupan gizi harian mereka terpenuhi(Dok. KOMPAS TV) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Tak Sekadar Penuhi Gizi Siswa, Program MBG Juga Hidupkan UMKM Purworejo”, Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2025/10/04/18464611/tak-sekadar-penuhi-gizi-siswa-program-mbg-juga-hidupkan-umkm-purworejo.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) kini menjadi momen yang paling ditunggu siswa sekolah di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Setiap hari, mereka mendapat menu makan siang bervariasi dengan cita rasa yang lezat sekaligus bergizi. Tak heran, ompreng para siswa hampir selalu kembali dalam keadaan bersih tanpa sisa.

Antusiasme itu menunjukkan bahwa MBG bukan sekadar memenuhi kebutuhan gizi, tetapi juga membuat siswa lebih bersemangat berangkat ke sekolah.

Banyak dari mereka bahkan mulai menyukai makanan bergizi yang sebelumnya jarang disantap, seperti susu dan sayuran tertentu.

Dampak ekonomi bagi warga dan UMKM sekitar

Manfaat program itu tak berhenti di kalangan pelajar saja. Sejak bergulir hampir tujuh bulan lalu, warga Kecamatan Bener juga merasakan dampak positifnya.

Banyak lapangan kerja tercipta, mulai dari juru masak, jasa pencucian ompreng, hingga pedagang sayur dan buah yang dilibatkan sebagai mitra penyedia bahan baku.

Kehadiran program tersebut turut mendorong peningkatan ekonomi lokal sekaligus menghidupkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Salah satu juru masak di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Dapur Mandiri Nastiti Harapan Mulya, Siti Khoimah, turut merasakan dampak positif program MBG.

“Manfaatnya banyak sekali, terutama di ekonomi. Ada pemasukan lebih, bisa membantu suami, alhamdulillah,” ujarnya.

Hal serupa turut dirasakan salah satu pedagang sayur yang menjadi mitra penyedia bahan baku MGB di Purworejo, Novianti Puji. Ia mengaku telah menyuplai sayur mayur ke SPPG setempat selama 6 bulan terakhir.

“Seminggu kadang dua kali, kadang tiga kali,” tuturnya.

Ia mengaku, dagangannya kini lebih banyak terserap berkat program MBG. “Sangat membantu pemasukan harian,” katanya.

Novianti berharap, program MBG dapat meningkatkan kualitas gizi anak-anak bangsa sekaligus mengerek perekonomian daerah setempat melalui UMKM.

Kebersihan jadi pilar utama

Kepala SPPG Dapur Mandiri Nastiti Harapan Mulya, Adi Chandra, memaparkan bahwa saat ini, pihaknya mempekerjakan 47 juru masak. Mayoritas merupakan ibu rumah tangga di wilayah sekitar.

Setiap malam, tepatnya pukul 23.00 WIB, mereka mulai menyiapkan makanan untuk 29 sekolah di wilayah tersebut.

“Begitu bahan baku datang, kami cek kualitas dan kuantitasnya, apakah sudah sesuai atau belum. Kemudian, kami siapkan, misal ada sayur kami cuci terlebih dahulu. Kami juga menyortir, apakah (bahan baku tersebut) layak atau tidak. Setelah itu, baru ke proses memasak,” jelasnya.

Dalam sehari, kata Adi, sekitar 3.700 hingga 3.900 porsi makanan bergizi diproduksi. Adapun proses memasak dibagi dalam dua sesi, yakni pukul 01.00 WIB untuk jenjang PAUD, TK, dan SD, serta pukul 06.00 WIB untuk SMP dan MTs.

Menu yang disajikan selalu bervariasi. Untuk menjaga kualitas, dapur menerapkan standar kebersihan ketat, mulai dari penggunaan jaring rambut, sarung tangan, masker, celemek, hingga sepatu khusus. Semua bahan makanan pun dipilih dengan kualitas terbaik.

“Kami selalu pastikan makanan yang diolah higienis dan bergizi. Sebelum dikirim, menu juga diuji rasa dan kelayakan oleh petugas,” tutur Adi.

Dinantikan para siswa

Setelah siap, makanan MBG segera didistribusikan ke sekolah-sekolah. Para siswa pun tampak antusias setiap kali jam makan siang tiba.

Salah satu siswa SDN Sendangsari, Kecamatan Bener, Adelia Faranisa, mengaku senang dengan kehadiran program MBG.

“Saya jadi sering nyobain makanan baru, rasanya enak dan menunya beda-beda tiap hari,” tuturnya antusias.

Ia pun mengaku pernah mengajukan permintaan ke pihak dapur SPPG untuk membuatkan menu favoritnya.

“Pernah menulis kertas, terus ditaruh ke dalam ompreng. Aku minta dibuatkan ayam geprek. Selang berapa hari, langsung jadi menu makan siang,” katanya.

Sementara itu, Kepala SDN Sendangsari, Suharti, menilai bahwa program tersebut membawa dampak positif bagi siswanya.

“Anak-anak yang awalnya tidak suka susu, sekarang justru menunggu-nunggu jatah susu. Mereka lebih semangat berangkat sekolah dan selalu lahap menghabiskan makanan,” ujarnya.

Ia berharap, dapur SPPG dapat terus meningkatnya kualitas makanan yang disajikan serta memberikan variasi menu yang lebih banyak.

*Dikutip dari Kompas.com dengan judul yang sama, 04/10/2025, 18:55 WIB.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X