Semarang – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) nomor urut 1, Andika Perkasa dan Hendrar Prihadi atau Hendi kembali tampil memukau dan menguasai jalannya debat kedua Pilgub Jateng yang digelar di Majapahit Convention (MAC) Ballroom, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (10/11/2024).
Dalam debat kedua yang mengangkat tema “Membangun Infrastruktur Ketahanan Pangan Jawa Tengah dalam Menghadapi Perubahan Iklim dan Meningkatkan Kualitas Hidup Masyarakat” ini, jutaan masyarakat Jateng khususnya petani sangat menanti gagasan dari pasangan Andika – Hendi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Dalam pemaparan visi misinya, Andika Perkasa menyinggung pembangunan infrastruktur dan ketahanan pangan akan berimbas pada kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan mitigasi dalam upaya untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan.
“Pembangunan infrastruktur dan ketahanan pangan berakibat langsung kepada kerusakan lingkungan. Kami secara umum akan selalu menyertakan pembangunan infrastruktur dan pembangunan ketahanan pangan dengan upaya untuk memitigasi kerusakan lingkungan sedemikian rupa sehingga proses perubahan iklim menjadi lebih moderat dibandingkan kecepatan kerusakan lingkungan, dan perubahan iklim yang terjadi sekarang,” kata Andika Perkasa yang juga Panglima TNI periode 2021-2022.
Namun, Andika menekankan bahwa pembangunan ketahanan pangan yang pesat ini tidak boleh mengorbankan kelestarian lingkungan. Dalam paparan strateginya, Andika menekankan pentingnya mitigasi terhadap kerusakan lingkungan sebagai bagian dari semua pembangunan infrastruktur. Menurutnya, pendekatan ini dapat memperlambat laju perubahan iklim yang sudah terjadi.
“Kami akan selalu menyertakan pembangunan infrastruktur dan ketahanan pangan dengan upaya untuk memitigasi kerusakan lingkungan, sehingga proses perubahan iklim menjadi lebih moderat,” kata Andika yang juga Kepala Staf TNI AD (Kasad) periode 2018-2021.
Sementara itu, Cawagub Hendi memaparkan strategi untuk mengatasi masalah kekeringan dan kelangkaan air yang semakin meresahkan sektor pertanian di provinsi Jateng. Hendi menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur irigasi serta pemenuhan kebutuhan pupuk untuk mendukung produktivitas pertanian yang berkelanjutan.
Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), 14 dari 35 kabupaten/kota di Jateng mengalami bencana kekeringan dalam lima tahun terakhir. Hendi menegaskan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi petani adalah ketersediaan air dan kualitas pupuk, yang menjadi fokus utama dari program pasangan Andika-Hendi.
“Kelangkaan air menjadi perhatian serius yang akan kami tangani. Kami sudah melakukan inventarisasi dan menemukan bahwa dari 38 waduk dan embung di Jawa Tengah, 17% dalam kondisi rusak. Kami akan fokus untuk memperbaiki waduk dan embung ini dengan mengalokasikan APBD provinsi, serta melibatkan perguruan tinggi dan sektor swasta melalui CSR untuk membantu pembangunan waduk dan embung,” ujar Hendi yang juga Walikota Semarang 2016-2022.
Lebih lanjut, Hendi juga menekankan pentingnya pengembangan riset pertanian. Ia menyebutkan bahwa Badan Riset Daerah akan dioptimalkan untuk menciptakan benih dan bibit berkualitas tinggi yang dapat mempercepat masa panen dan meningkatkan hasil pertanian.
Selain itu, Hendi menyoroti isu pasca panen yang seringkali merugikan petani, terutama yang memiliki lahan terbatas. Pasangan Andika-Hendi berencana untuk memperjuangkan agar petani dapat memiliki lebih dari setengah hektar lahan, sehingga usaha pertanian mereka bisa lebih produktif dan berkelanjutan. Untuk menjaga stabilitas harga pada saat panen raya, Hendi juga mencanangkan pembentukan BUMD yang akan membeli hasil pertanian petani atau melibatkan sektor swasta dalam pembelian komoditas pertanian.
“Kami akan menyediakan gudang dan melibatkan BUMD serta swasta untuk membeli hasil panen petani, terutama saat panen raya, agar harga tetap stabil dan petani tidak merugi,” jelas Hendi.
Berbeda dengan Andika-Hendi yang fokus terhadap masalah petani di Jateng, Cagub dan Cawagub Jateng Nomor Urut 2 Ahmad Luthfi – Taj Yasin justru tampil penuh tekanan karena merasa gagal dalam “ngopeni” petani. Seperti diketahui, Taj Yasin merupakan Wagub Jateng periode lalu. Bahkan diakui Taj Yasin dirinya gagal mensejahterakan masyarakat Rembang yang merupakan tempat kelahirannya.
“Bahwa memang di Kabupaten Rembang ini masih rendah atau masih tinggi angka kemiskinannya. Sektor pertanian di Rembang memang perlu adanya penanganan khusus karena disana memang masih banyak kekeringan,” ujar Taj Yasin.
Pakar Komunikasi Politik yang juga Direktur Eksekutif Nusakom Pratama Institut Ari Junaedi menilai pasangan Andika-Hendi menjadi solusi bagi masalah petani di Jateng. Hal tersebut dapat dilihat dari pengalaman Hendi dalam memajukan pertanian di Semarang.
“Paslon nomor 1 lebih menguasai persoalan, terarah dan dilengkapi data jelas. Jenderal Andika saat menjadi Kasad dan Panglima TNI sangat konsen terhadap dunia pertanian. Hal tersebut dibuktikan dengan pengawalan TNI terhadap program Kementan dalam menghadirkan ketahanan pangan nasional. Begitu juga Mas Hendi selama menjabat Walikota Semarang dua periode,” kata Ari Junaedi yang juga pengajar komunikasi politik di program pascasarjana disejumlah pergurun tinggi termasuk Universitas Indonesia (UI).
Sementara itu, sambung Ari, paslon nomor urut 2 punya beban moral terutama dalam kesejahteraan petani Jateng. Dengan penampilan yang dominan di debat tersebut, Ari melihat peluang Andika-Hendi untuk memenangkan Pilgub Jateng semakin besar. Ari pun berpendapat pada debat ini akan semakin menguatkan posisi keduanya.
“Debat ini semakin menguatkan elektoral pasangan Andika-Hendi. Bahkan beberpa survei belakang menyebut keduanya unggul dibanding Ahmad Luthfi-Taj Yasin. Hal tersebut salah satunya berkat penampilan memukau Andika-Hendi pada debat perdana beberapa waktu lalu,” ucap Ari.