Infopolitiknews – Bencana hidrometeorologi yang terjadi di awal Maret 2025 membuat sejumlah daerah di Indonesia siaga. Bencana berupa banjir dan tanah longsor tersebut membuat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan pemantauan terhadap potensi bencana susulan.
Terkait upaya antisipasi bencana, operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi curah hujan telah dilakukan di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) sejak Selasa (4/3).
Sebelumnya, banjir akibat curah hujan ekstrem sejak Senin (3/3) telah menyebabkan sungai-sungai di wilayah bekasi meluap dan menggenangi pemukiman warga setempat serta fasilitas umum. Ketinggian air Kali Bekasi bahkan terpantu sudah mencapai 8 meter pada Selasa (4/3).
“Sejak semalam sudah mulai terlihat ketinggian air di Kota Bekasi, yang parah itu disekitar sungai kali Bekasi yang merupakan pertemuan kali Cikeas dan kali Cileungsi, dan ketinggian ini sangat luar biasa dibandingkan 2016 dan 2020, ketinggian nya luar biasa mencapai 8 meter,” terang Walikota Bekasi, Tri Adhianto, seperti dikutip CNBC Indonesia (4/3).
Banjir yang menyergap wilayah Kota dan Kabupaten Bekasi juga menyebabkan listrik padam di beberapa lokasi.
“Kami terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan masyarakat terdampak. Kementerian PU akan memberikan dukungan penuh dalam menangani dampak banjir di Bekasi,” ucap Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo, dalam keterangan tertulis, dikutip Jumat (7/3).
Menurut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam siaran persnya pada Jumat (7/3) selain wilayah Jabodetabek, bencana hidrometeorologi berupa banjir dan tanah longsor juga telah melanda beberapa daerah lainnya.
Banjir dan longsor yang melanda Sukabumi pada Kamis (6/3) telah mengakibatkan 120 rumah dan 12 fasilitas umum terdampak mulai dari rusak ringan hingga rusak berat. Bencana tersebut telah membuat 159 jiwa mengungsi, 7 dinyatakan hilang dan 1 meninggal dunia.
Sementara itu di Karawang, banjir melanda 13 desa dan 2 kelurahan di 5 kecamatan pada Kamis (6/3) dan menyebabkan total 1.826 jiwa dari wilayah Desa Sukamakmur, karangligar, dan Telukbuyung mengungsi.
Tidak hanya itu, banjir di Sumatera Selatan menyerbu beberapa titik di wilayah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). Banjir tersebut disebabkan oleh luapan sungai Abab yang menggenangi 12 desa dan 3 kota. Sedangkan di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) banjir menggenangi 1 desa di Kecamatan Baturaja Timur dan berdampak pada 219 KK.
Hingga saat ini BNPB mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan informasi peringatan dini cuaca dan waspada dalam menghadapi puncak musim hujan.