Infopolitiknews – Bencana hidrometeorologi berupa tanah longsor yang terjadi di Pekalongan menyisakan duka mendalam. Proses pencarian dan evakuasi korban sedianya masih akan dilanjutkan walau terpaksa dihentikan lebih awal karena hujan deras berpotensi memicu longsor susulan.
Hujan deras yang memicu banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pekalongan, tepatnya di di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono tersebut terjadi pada Senin (20/1) telah menyebabkan banyak korban jiwa.
Setidaknya telah ditemukan 25 orang meninggal dunia dan 13 orang mengalami luka-luka, dan satu orang masih dinyatakan hilang.
”Hingga hari ini total 25 korban sudah dievakuasi dan tinggal satu korban yang belum ditemukan dan masih dalam proses pencarian,” ungkap Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) pada keterangan resmi, Sabtu (25/1).
Proses pencarian dan evakuasi korban longsor Pekalongan dilakukan hingga hari ini oleh tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, Basarnas, BPBD, BNPB, PMI, SAR Daerah dan relawan. Namun, pecarian terpaksa dihentikan lebih cepat karena hujan ekstrem kembali mengguyur area pencarian.
Budiono, Kepala Kantor Basarnas Semarang mengungkap potensi bencana susulan menjadi alasan utama dihentikannya proses pencarian untuk sementara waktu.
“Dikhawatirkan akan terjadi longsor susulan yang bisa membahayakan tim gabungan,” kata Budiono pada keterangan resminya, Sabtu (25/1) malam.
Budiono yang juga merupakan SAR Mission Coordinator (SMC) itu mengharapkan cuaca esok (26/1) kembali cerah agar misi pencarian dapat kembali dilaksanakan.
Tim SAR Gabungan menegaskan operasi SAR korban hilang akan dilakukan hingga Senin (27/1) dan akan diperpanjang bila korban hilang tersebut belum berhasil ditemukan.