Nasional

Kabupaten Bandung Banjir Sampah Kiriman dari Kota

Sungai Cicukang (foto: mediapatriot)

Infopolitiknews – Hujan lebat yang mengepung Kota Bandung dan menyebabkan banjir di sejumlah titik pada Jumat (24/1) telah meninggalkan jejak tumpukan sampah. Sampah-sampah tersebut terbawa arus sungai hingga wilayah Kabupaten Bandung.

Berdasarkan analisis Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Jawa Barat, curah hujan Jumat (24/1) sore itu tergolong ekstrem.

Beberapa tempat yang dilanda banjir antara lain adalah Pasteur, Pagarsih, Gedebage, Astanaanyar, Pasirkoja, Cimindi, Margaasih, Dayeuhkolot, Sapan, dan Kamasan dengan ketinggian genangan air yang bervariasi.

Usai hujan ekstrem reda, Dinas Pemadam Kebakaran Penanggulangan Bencana Kota Bandung (Diskar PB) menyedot  air yang membanjiri pemukiman warga, dan membersihkan sampah yang terbawa arus sungai.

Tidak hanya menimbulkan kerugian materi dan rusaknya rumah warga, hujan ekstrem yang menyebabkan banjir telah membawa serta sampah-sampah yang ada di Kota Bandung bergerak ke Kabupaten Bandung melalui sungai. 

“Betul, kebetulan kami sekarang lagi giat pembersihan sampah di Kabupaten Bandung kiriman dari Kota Bandung yang berada di wilayah Oxbow Cicukang,” kata Asep, Penata Laksana SDA Mahir BBWS Jabar, dikutip Minggu (26/1).

Sampah kiriman dari hulu anak sungai yang bermuara ke Oxbow Cicukang sering terjadi, terlebih saat Bandung Raya hujan lebat.

Dansektor 8 Kolonel Kav Edward Francis mengungkapkan jumlah sampah di permukaan dan di dasar sungai sangat banyak dan perlu diangkat. Bahkan di hari pertama jumlah sampah yang berhasil diangkat mencapai 150 meter kubik.

”Panjang Oxbow Cicukang dari outlet irigasi sampai ke outlet Oxbow sekitar 1 km, sementara sampah terhampar dan menutupi permukaan air sepanjang 400 meter,” ungkapnya.

Sementara itu, menurut catatan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Jawa Barat, tren banjir cileuncang di kawasan Cekungan Bandung semakin meluas dan terjadi lebih sering. Bahkan, kerusakan lingkungan turut memicu terjadinya banjir tersebut, khususnya kawasan Bandung Utara dan Bandung Selatan yang seharusnya menjadi penyangga alami bagi kawasan tersebut.

“Masifnya alih fungsi lahan di kedua kawasan ini dianggap menjadi salah satu penyebab utama. Lahan hutan yang dulu berfungsi sebagai penyerapan air kini telah berubah menjadi area pertanian, permukiman mewah, kawasan pariwisata, hotel, dan vila,” ujar Ketua LPBINU Jabar, Dadang Sudardja, MInggu (26/1).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

X