Infopolitiknews – Ribuan karyawan di Jawa Timur telah kehilangan mata pencahariannya di sepanjang 2024 sebagai dampak dari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal yang terjadi di 21 daerah dari total 38 kabupaten/kota yang ada di provinsi tersebut.
Jumlah karyawan yang terimbas PHK tersebut menyentuh angka 8.394 orang. Dan dari keseluruan wilayah, Nganjuk merupakan penyumbang PHK tertinggi di Jawa Timur.
“Daerah dengan jumlah PHK tertinggi adalah Kabupaten Nganjuk, di mana 1.851 pekerja terkena dampak,” ujar Kepala Disnakertrans Jatim, Sigit Priyanto, dilansir dari keterangan pers di Surabaya, Minggu 19 Januari 2025.
Penyebab utama tingginya angka PHK di Nganjuk adalah telah terjadi perubahan kebutuhan pasar global, efisiensi perusahaan, dan tantangan ekonomi.
“Di Nganjuk, misalnya, sektor industri dan kimia mencatat 1.696 kasus PHK. Ini menunjukkan bahwa sektor industri masih menjadi yang paling rentan terhadap fluktuasi ekonomi,” papar Sigit.
Selain Nganjuk, Kabupaten Pasuruan menjadi daerah tertinggi kedua penyumbang angka PHK di Jawa Timur. Sebanyak 1.338 pekerja telah dirumahkan sepanjang 2024. Sebagian besar dari mereka adalah karyawan sektor indstri dan dasar kimia berjumlah 1.213 orang
Kabupaten Gresik menduduki peringkat tertinggi ketiga dengan jumlah PHK menyentuh 1.206 pekerja. Mayoritas dari mereka juga berasal dari sektor industri dan dasar kimia sebanyak 1.144 orang.
Sedangkan di Kabupaten Malang yang menempati posisi tertinggi keempat, dari 850 pekerja, 874 orang berasal dari sektor industri dan dasar kimia pula.
Jika disimpulkan, mayoritas PHK yang terjadi di Jawa Timur terjadi di sektor industri dan dasar kimia.
Menanggapi hal itu, Sigit menyampaikan bahwa Disnakertrans Jatim sedang berupaya untuk meminimalkan dampak PHK, salah satunya dengan melaksanakan pelatihan kerja dan pembukaan lapangan kerja baru.
“Harapan kami, tidak hanya perusahaan dapat bangkit kembali, tetapi pekerja juga mendapatkan pelatihan dan peluang kerja baru di sektor yang berkembang,” tutupnya.